Anggota Komisi III DPRD Kotim meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memperhatikan dan membedakan masalah kesejahteraan guru yang bekerja di pusat kota dan guru yang berada di pedesaan apalagi desa desa yang sangat terpencil.
H Ramli, Anggota Komisi III DPRD Kotim menyebutkan ada banyak pertimbangan mengapa guru di wilayah pelosok harus lebih diperhatikan lebih daripada guru yang bekerja di wilayah perkotaan.
Hal ini berkaitan dengan memberikan fasilitas perumahan yang bagus dan layak dihuni serta memberikan tunjangan tambahan kepada mereka yang jauh di desa terpencil.
“Diwilayah pelosok desa itu ada banyak guru banyak yang harus bekerja extra dengan merangkap mengajar beberapa mata pelajaran sekaligus. ada satu guru mengajar dalam tiga kelas berbeda dalam satu sekolah, sehingga beban yang mereka emban sangat berat,” kata H. Ramli pada Jum,at, 21 Oktober 2022.
Selain itu juga, lanjut dia lagi masalah wilayah yang fasilitas lengkap seperti yang ada di Kota, tentu saja guru yang ada di Kota punya gaya hidup yang berbeda dengan guru yang ada di pelosok.
Baca Juga :
DPRD Kotim Dukung Pemerataan Pembangunan Fasilitas Pendidikan Sampai Desa
“Mulai dari makanan, fasilitas serta sarana dan prasarana, menempuh wilayah, medan dan riam yang sulit, kalau di Kota tidak ada jalan yang sulit dilalui, tetapi kalau di wilayah pelosok bisa jadi seorang guru tersebut harus melewati medan yang cukup berat untuk bisa sampai ke sekolahnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, kesejahteraan guru yang ada di pelosok sudah seharusnya mendapatkan tunjangan lebih dibanding dengan guru yang ada di Kota, supaya para guru yang mengajar di wilayah terpencil bisa betah berada disana.
“Secara logika saja kita berfikir jika kesejahteraan guru yang mengajar di Kota dan di wilayah terpencil disamakan, pastinya guru-guru yang di wilayah terpencil akan meminta untuk bisa pindah ke Kota, nah ni yang akan jadi masalah selanjutnya jika semua guru minta pindah ke kota,” tandasnya.