Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali menorehkan prestasi tingkat nasional dengan meraih penghargaan atas keberhasilan dalam pengendalian stunting.
Penghargaan tersebut menjadi bukti nyata komitmen daerah dalam menurunkan angka stunting sekaligus memperkuat layanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak.
Menanggapi capaian tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kotim, H. Juliansyah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah daerah atas kerja keras dan sinergi lintas sektor yang telah dilakukan.
Ia menegaskan bahwa penghargaan ini seharusnya menjadi pemacu semangat untuk memperkuat program-program penurunan stunting hingga ke tingkat desa, bukan sekadar simbol keberhasilan administratif.
“Kami tentu bangga dan mengapresiasi upaya Pemkab Kotim yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional. Namun, penghargaan bukanlah tujuan akhir. Yang paling penting adalah dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat, terutama penurunan angka stunting di lapangan,” ujar H. Juliansyah.
Menurutnya, DPRD akan terus mengawal pelaksanaan program agar berkelanjutan, terukur, dan menjangkau wilayah terpencil yang masih menghadapi keterbatasan akses layanan kesehatan dan gizi.
Ia juga menekankan perlunya penguatan data dan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program yang dijalankan.
Berdasarkan data Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), prevalensi stunting di Kotim pada pertengahan 2023 berada di angka 19,14%, sedangkan pada akhir 2024 menurun menjadi sekitar 19,11%.
Dari total 12.966 balita yang terukur, tercatat sebanyak 2.543 anak masih mengalami stunting. Meski menunjukkan tren penurunan, angka tersebut masih menuntut perhatian serius agar target nasional penurunan stunting hingga di bawah 14% pada tahun 2026 dapat tercapai.
H. Juliansyah menambahkan, DPRD mendorong agar Pemkab terus memperkuat edukasi dan sosialisasi tentang gizi, sanitasi, serta peran keluarga dalam mencegah stunting sejak dini.
Kader desa, tenaga kesehatan, dan posyandu disebutnya harus menjadi ujung tombak dalam memastikan program pemerintah tersampaikan secara efektif ke masyarakat.
“Kita ingin setiap rupiah anggaran yang dikeluarkan benar-benar tepat sasaran. Perlu keterlibatan aktif masyarakat, terutama di desa-desa, untuk memastikan upaya penurunan stunting berjalan berkesinambungan. DPRD akan mendukung penuh dari sisi kebijakan maupun anggaran,” tegasnya.
DPRD Kotim juga meminta agar pemerintah daerah memperkuat kolaborasi antarperangkat daerah, khususnya bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat desa, dalam menjalankan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
Dengan sinergi yang kuat dan pelibatan masyarakat secara langsung, upaya ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi masa depan generasi Kotawaringin Timur.
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus bekerja keras. Harapannya, prestasi ini tidak hanya menjadi catatan di atas kertas, tetapi benar-benar tercermin dalam tumbuh kembang anak-anak kita yang sehat, cerdas, dan kuat,” pungkas H. Juliansyah.