Hewan langka di Kotawaringin Timur dinilai semakin hari semakin hampir punah, beberapa jenis hewan langka di daerah ini saat ini disebut semakin sulit ditemukan lagi lantaran semakin terusik dengan mulai menipisnya hutan.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Hendra Sia mengatakan saat ini, banyak spesies hewan yang terancam kepunahan karena berbagai faktor.
“Jumlah populasinya yang semakin berkurang termasuk kategori hewan langka. Seperti baru baru ini Trenggiling di temukan tak berdaya disampit itu binatang langka yang dilindungi karena habitat nya sudah semikin tiada (punah), ini akibat banyaknya aktivitas manusia yang mempersempit habitat para hewan, seperti deforestasi, penambangan, atau migrasi manusia,” ungkap Hendra pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Baca Juga :
Fakta! Perda Plasma Kemitraan Belum Diterapkan Optimal di Kotim
Dia menegaskan akibat dan dampak perbuatan maupun kelalaian manusia ini, para hewan langka harus kehilangan tempat tinggal asli mereka.
Sementara lingkungan lain diketahui minimnya makanan dan minuman. Sehingga Hewan-hewan tersebut kemudian tidak bisa mempertahankan kelangsungan hidup mereka lebih lama.
“Ya aktivitas manusia tanpa sadar menghasilkan polusi yang dapat mengancam kehidupan para hewan. Sampah plastik, hujan asam, serta tumpahan minyak di laut, atau aktivitas perusahaan lainnya menjadi beberapa contoh dari polusi yang tidak hanya merusak udara, tapi juga kualitas tanah dan air kerusakan lingkungan karena karhutla dan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit, ini semua menciptakan petaka bagi hewan di daerah kita ini,” timpalnya.
Disatu sisi ketua Fraksi PKB ini juga menegaskan hampir punahnya hewan langka di Kotim ini juga diakibatkan adanya perburuan liar, dan tidak terjaganya ekosistem di daerah ini sendiri.
Hal ini memacu sempitnya pertumbuhan bagi generasi hewan-hewan liar dan langka di daerah ini. Maka dari itu ia meminta dengan tegas kepada BKSDA setempat agar membantu mengamankan hewan yang sudah langka bahkan punah.
“Dan kami rasa tidak hanya akibat diburu karena dagingnya, namun beberapa dari mereka juga diburu untuk diambil bulu dan bagian tubuh lainnya yang berharga, atau untuk dijual. Semoga hal ini sudah tidak terulang lagi,” tutupnya.