Site icon MentayaNet

Kerusakan Jembatan Kapten Mulyono Jadi Atensi Komisi I DPRD Kotim, Usulkan Solusi Jangka Panjang

Jembatan Patah

Foto : Kerusakan Jembatan Kapten Mulyono Jadi Atensi Komisi I DPRD Kotim, Usulkan Solusi Jangka Panjang

Kondisi jembatan patah di Jalan Kapten Mulyono, yang dikenal juga sebagai Jembatan Sei Mentawa 1, mendapat sorotan serius dari Komisi I DPRD Kotawaringin Timur (Kotim).

Anggota dewan menilai bahwa perbaikan sementara tidak lagi memadai dan mendesak adanya solusi struktural yang permanen.

Ketua Komisi I, Angga Aditya Nugraha, menyampaikan bahwa laporan masyarakat menunjukkan kerusakan jembatan itu telah menyebabkan terganggunya mobilitas warga dan meningkatkan risiko keselamatan.

Oleh karena itu, Komisi I berencana meminta penjelasan dan menyusun rekomendasi kepada eksekutif agar pembangunan ulang atau rehabilitasi menyeluruh dilakukan.

“Sebelum terjadi kecelakaan fatal, kita perlu bertindak sekarang. Tidak cukup sekadar menambal; struktur jembatan harus diperbaiki agar tahan lama,” ungkap Angga kepada MentayaNet.

Menurut data yang tersedia, pemerintah daerah sebelumnya telah merencanakan perbaikan jembatan tersebut pada 2026.

Prosesnya mencakup studi kelayakan dan perencanaan terperinci sebelum pembangunan fisik dilakukan. Namun penundaan terjadi akibat efisiensi anggaran di tingkat daerah.

Kepala dinas terkait menyebut bahwa perencanaan pembangunan jembatan akan mencakup aspek teknis dan sosial, termasuk pembebasan lahan di sekitar lokasi jika diperlukan.

DPRD meminta agar perawatan rutin tidak hanya kosmetik, melainkan memperhatikan fondasi dan elemen struktural utama.

“Dalam langkah lanjutannya, Komisi I akan mengundang dinas teknis—termasuk dinas pekerjaan umum dan dinas sumber daya air—untuk rapat kerja bersama,” ujarnya.

Fokus pembahasan meliputi opsi rehabilitasi atau pembangunan ulang, kajian keamanan jangka panjang, dan skema pendanaan agar tidak berulang menuntut perbaikan setiap tahun.

Penanganan jembatan Kapten Mulyono ini dianggap strategis karena jembatan tersebut merupakan akses vital bagi warga setempat.

“Bila dibiarkan, gangguan fungsi dan potensi kecelakaan bisa memicu dampak negatif luas terhadap transportasi dan perekonomian lokal,” tukasnya.

Exit mobile version