Membekali pendidikan yang memadai hingga ke tingkat Sekolah Menangah Atas (SMA), serta memberikan pembinaan pada tenaga kerja lokal menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim).
Apalagi dengan menjamurnya perusahaan – perusahaan yang berinvestasi di Kotim, membuktikan bahwa perputaran roda perekonomian di daerah ini cukup tinggi. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkab Kotim, karena itu untuk mengimbanginya dengan memberdayakan tenaga lokal agar bisa bersaing dengan tenaga kerja luar daerah.
“Kita ingin memberdayakan tenaga kerja lokal, mensinergikan antara dunia pendidikan, memang menjadi tugas bersama. Khususnya pada Disnakertrans diharapkan lebih meningkatkan pembinaan melalui BLK/KLK dalam menciptakan tenaga kerja yang trampil dan berkualits,” kata Anggota DPRD Kotim Abdul Kadir pada Kamis, 27 April 2023.
Baca Juga :
Jalan Kawasan Inhutani Kian Rusak, Pemerintah Cenderung Sengaja Membiarkan ?
Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja lokal lanjut dia, sangat penting, terlebih lagi di era globalisasi ini, kemampuan maupun wawasan yang luas menjadi tuntutan utama.
Hal ini bertujuan memberikan pelatihan pada tenaga kerja lokal merupakan langkah yang tepat untuk mengasah kemampuan mereka agar tidak ketinggalan bersaing dengan tenaga kerja luar daerah.
“Kalau dari pendangan saya pribadi, langkah pertama yang wajib adalah belajar 12 tahun betul-betul dilaksanakan, kemudian meningkatkan mentalitas kerja masyarakat yang di didik sejak dini,” ucapnya.
Kadir menambahkan, pemerintah harus jeli dalam menyusun program kerja maupun pembangunan daerah. Sebab mendidik dan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas menjadi tanggungjawab bersama dalam upaya mendorong kemajuan perekonimian daerah.
Baca Juga :
Komisi I DPRD Kotim Miris Peredaran Narkotika Merambat ke Pedalaman
Ia menginginkan dengan pemanfaatan SDM lokal terpenting menekan tingkat pengangguran serta terwujudnya masyarakat Kotim yang kesejahteraan.
“Kita merasa tenaga kerja lokal masih kurang diberdayakan, dalam artian peningkatan SDM mereka,” ujarnya.
Kepada Pemkab Kotim, terutama pihak kecamatan, kelurahan dan desa dirinya berharap bisa memberikan data yang akurat, berapa jumlah tenaga kerja yang tingkat pendidikannya rendah.
“Jangan malu untuk menampilkan tingkat pengangguran disetiap desa, karena sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi kita bersama untuk mengatasinya,” tandasnya.