Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit mendapatkan kritikan dan sejumlah saran oleh masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang dinilai gagal dalam memberikan pelayanan.
Kejadian RSUD dr Murjani Sampit kian ramai jadi buah bibir terjadi di media sosial Instagram akun @info.kotim setelah mengunggah informasi yang beredar terkait rumah sakit dengan megah tersebut.
Dari informasi yang dihimpun MentayaNet.com masyarakat meluapkan kegelisahannya terhadap pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dinilai sering mengabaikan keselamatan pasien. Melalui platform itu banyak masyarakat berbondong-bondong berkomentar pengalamannya.
Seperti akun @pratiwidinni_ berkomentar pada akun @info.kotim mengatakan “benahi SDMnya dulu baru bangunannya! Adab dan moral petugasnya dulu yang di upgrade bukan kemewahan gedungnya! Sekian banyak keluhan warga sampit dari dulu, Tidak berubah sedikitpun kebobrokan yang ada didalamnya,” ujarnya.
Ditambah oleh akun @makeup_bywidia yang menerangkan pelayanan yang kurang sesuai harapan dirinya. “Sangat buruk masa orang sekarat di suruh keluarga yang kompa manual jantung. Kata dokternya mereka juga banyak pasien yang harus dirawat. Padahal perawatnya cuma duduk main handphone. Lupa aku itu yang ngomong dokter cewek masih muda jilbab-an pakai kacamata,” bebernya.
Bukan hanya menuai komentar negatif melalui media sosial Instagram, RSUD dr Murjani Sampit turut mendapatkan review google kurang memuaskan. Selain menjadi perhatian tajam bagi pihaknya, Pemerintah Daerah dituntut membenahi dan meninjau kinerja di IGD tersebut.
Ramainya kritikan itu tak membuat RSUD dr Murjani Sampit goyah. Bangunan termewah dan terbesar itu telah menjadi pusat sorotan sebagai Rumah Sakit yang terkenal dengan julukan ‘terburuk’.
Selain itu banyaknya keluhan masyarakat raut wajah perawat yang cenderung cemberut dan cetus dari segi bicara selama memberikan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Disisi yang sama, jeritan masyarakat terhadap perbandingan pengguna BPJS dan tunai sering jadi perdebatan.
Hal ini disampaikan @nazriel_amelia kekecewaannya pada pelayanan administrasi Rumah Sakit dengan mempunyai ratusan pegawai itu. Pasalnya, cara penyampaian terhadap pasien yang awam terhadap penyakit menjadi persoalan yang signifikan.
“Jangankan pakai BPJS, saya yang pakai umum aja merasa kecewa dan pelayanan perawatnya tidak ramah. Wajar dong kita bertanya karena anak saya sebelum dan sesudah operasi belum ada makan. Jadi saya yang tidak punya pengetahuan tentang kedokteran bertanyalah dengan perawat. Malah dijawab sama mereka ‘jangan tanya selain yang saya sampaikan. Itu semua arahan dari dokternya’ Itu disampaikan dengan nada yang ketus dengan tunjuk-tunjuk tangannya,” tegasnya.
Permintaan masyarakat Kotim untuk kemajuan dan perkembangan manajemen RSUD dr Murjani Sampit masih menjadi harapan. Namun, masyarakat juga mengharapkan agar Rumah Sakit Swasta dapat bersaing.
Tidak sedikitnya pula ada yang memberikan review positif karena tertolong adanya RSUD dr Murjani Sampit. Hadirnya Pemerintah Daerah diharapkan mampu bekerja sama dengan pihak setempat. Hal ini bertujuan dalam pembenahan pelayanan dan fasilitas.
Meninjau dari megahnya fisik bangunan, tapi harus memperbaiki segala jenis pelayanan didalamnya. Kendati demikian, segala aspek dan kemudahan dalam dicapai dengan optimal.
Masyarakat Kotim turut mengharapkan Pemerintah Daerah memberikan kemudahan dalam proses perizinan pihak investor Rumah Sakit Swasta yang berencana membangun dan mengoperasikan di wilayah setempat. Berdasarkan menimbang jumlah penduduk yang hampir ratusan ribu jiwa tentu memerlukan lebih dari satu rumah sakit dengan fasilitas dilengkapi pelayanan prima.