Site icon MentayaNet

Waket II DPRD Kotim Yakin, Beras Lokal Mampu Suplai Ke Luar Daerah

dprd kotim

Photo : Wakil Ketua II DPRD Kotim - H Hairis Salamad

Wakil Ketua II DPRD Kotim, Kalimantan Tengah mengaku sangat optimistis, dengan sistem pertahanan pertanian di daerah ini. Selama pertanian di wilayah setempat benar-benar dikerjakan secara maksimal maka dari hasilnya mampu di suplai hingga ke luar daerah.

H Hairis Salamad, Wakil Ketua II DPRD Kotim menyebutkan jika hasil ketahanan pangan khususnya di budidaya padi baik maka akan menghasilkan beras yang baik pula.

“Kalau sektor pertanian kita ini dijadikan hal yang utama untuk digarap secara maksimal, maka daerah ini akan kaya raya, kita punya lahan yang memadai, budaya daerah ini juga menganut budaya leluhur yang sudah ratusan tahun hidup dengan cara itu, hanya tinggal kita kembangkan secara moderen teknik dan teknis dilapangan,” ucap Hairis pada Jum’at, 04 November 2022.

Photo : Ilustrasi dari hasil padi di Kotim

Dia juga menekankan, potensi produksi beras sebagai contoh di Kotim dinilai sudah sangat besar apabila memang dijadikan fokus utama.

Karena beras merupakan bahan makanan utama di tanah air ini. Belum lagi pertanian yang lain yang diperkirakan dapat meningkatkan secara maksimal PAD daerah ini dalam jangka panjang.

Baca Juga :

DPRD Kotim Pastikan Pembangunan Jalan Ki Hajar Dewantara Diprioritaskan Pada APBD 2023

“Kalau kita bisa memaksimalkan pertanian kita ini sampai kapanpun kita masih kaya daerah ini, kita punya lahan banyak, masyarakat kita tumbuh dengan budaya tani yang sudah ditanamkan sejak turun temurun, jadi tidak sulit dan harus mengeluarkan banyak anggaran untuk itu, hanya saja memang perlu dirumuskan secara moderen agar yang bersifat manual dulunya harus dikembangkan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi,” timpalnya.

Legislator Partai PAN ini juga menilai selama beberapa putaran ini, pemerintah daerah selalu memprogramkan infrastruktur yang targetnya kebanyakan mempercantik daerah, namun sektor yang potensial masih terkesan dikesampingkan.

“Targetnya menurut kami yang kurang maksimal, semisalnya, membangun jalan di desa-desa atau lahan aset daerah, namun semua itu dilakukan untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur saja, mentok disitu, padahal kalau digarap untuk digunakan menjadi wadah pertanian, semua akan menghasilkan dengan cepat, mau capaian PAD berapapun bisa tembus,” tutupnya.

Exit mobile version