Desa Seragam Jaya, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), boleh dikatakan sebagai desa tertinggal meskipun jaraknya kurang lebih tujuh kilometer dari Ibukota Kabupaten Kotim, Sampit.
Kondisi ketertinggalan ini sangat tampak sekali dari sarana infrastuktur di desa tersebut. Jalan menuju desa yang berkonstruksi cor semen tampak sudah pecah terbelah, dengan lebar jalan yang sempit hanya selebar satu buah mobil.
sehingga jika ada mobil yang masuk maka pengguna jalan yang berada pada arah berlawanan harus turun ke bahu jalan yang semak belukar.
Sebetulnya aksesbilitas menuju desa ini sudah terbuka, sehingga masyarakat bisa ke kota Sampit dengan mudah, menggunakan kendaraan sepeda motor. Tetapi desa eks-transmigrasi ini memang terlihat kurang mendapat perhatian pemerintah.
Meskipun desa ini sudah ada jaringan listrik, tapi sayangnya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang dikeluarkan masyarakat setempat yang bisanya dibayarkan dalam iuran listrik dari PLN, hasilnya tidak dirasakan masyarakat, jalan gelap gulita karena tidak ada Penerangan Jalan Umum (PJU).
Mayoritas mata pencarian warga Desa Seragam Jaya adalah petani perkebun, banyak komoditi buah-buahan seperti nanas madu dihasilkan dari desa ini.
Selain itu juga ada buah-buahan musiman seperti rambutan. Sedangkan komoditi andalan warga desa saat ini adalah perkebunan kelapa sawit.
Prospek penjualan komoditi pertanian dari masyarakat petani di Desa Sergam Jaya cukup bagus. Tetapi kondisi jalan yang rusak penjualan komoditi pertanian warga tidak optimal.
Bendahara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki Desa Seragam Jaya, Abdul Sugiani mengatakan, petani nanas madu dalam sekali angkut hasil panennya dan dijual ke Sampit bisa memberikan keuntungan mencapai Rp300 ribu.
“Ini lebih memungkinkan petani mendapat hasil yang lebih besar, jika sarana infrastruktur jalan menuju Desa Seragam Jaya bisa lebih baik lagi,” kata Sugiani, saat dibincangi Mentayanets, Kamis (1/2/2024).
Tentu harapan perbaikan jalan ini sangat diinginkan masyarakat. Pasalnya, sebagian besar masyarakat setempat sudah dalam pengelolaan pertaniannya sudah beralih ke komoditi kelapa sawit.
“Kalo kelapa sawit, tentu memerlukan angkutan lebih besar. Kami masih bermimpi jalan menuju desa kami bisa dilalui oleh dump truk,” kata Sugiani.
Masyarakat juga mengharapkan pejabat-pejabat yang memimpin Kecamatan Seranau, benar-benar bisa meningkatkan pembangunan di Wilayah Seranau sampai ke desa-desa.
“Yang saya rasakan, menjabat di Kecamatan Seranau ini hanya batu loncatan saja untuk karier pegawai. Mereka tidak mampu mewujudkan program-program andalan untuk wilayah ini,” cetus Sugiani.
Sugiani juga mengatakan, motivasi kepala desa memajukan Desa Seragam Jaya juga lemah. Sehingga yang terjadi pimpinan di desa ini bekerja auto pilot, tidak ada inovasi dalam membangun desa.