Ayah adalah sosok utama pelindung dalam keluarga, demi anaknya siap berkorban apa saja, agar anak-anak senantiasa dalam keadaan baik dan selamat.
Ayah adalah sosok yang sangat penting dalam kehidupan. Jerih payahnya setiap hari memberikan penghidupan yang baik untuk keluarga dan tentu saja kita rasakan sendiri banyak manfaatnya.
Seorang ayah bekerja tanpa mengenal lelah dan mengeluh untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ayah mencari nafkah pagi dan malam, apa pun ia lakukan, walau harus mengeluarkan banyak tenaga, pikiran, dan keringat.
Ayah merupakan sosok pekerja keras, mencintai anak-anaknya, sayang keluarga, dan tak mudah putus asa. Begitu banyak ayah yang rela mengorbankan kebahagiaan dirinya karena lebih ingin membahagiakan keluarganya.
Cinta ayah laksana air yang mengalir tanpa henti dan tidak kering didera musim. Inilah salah satu hal yang susah dibalas oleh seorang anak. Meskipun ia berusaha membalas kasih sayang seorang ayah, tetap saja ia tidak bisa sebanding dengan apa yang telah diberikan seorang ayah padanya.
Banyak hal yang sudah diberikan oleh seorang ayah pada anaknya. Inspirasi mengenai apa yang harus dilakukan ataupun hal lainnya menjadi pemandangan yang begitu umum. Tidak jarang seorang anak tumbuh dengan meniru apa yang ayah mereka lakukan karena ayah adalah panutan.
Seorang ayah memang memiliki cara tersendiri bagaimana ia akan mencintai anaknya. Cinta yang diberikan oleh seorang ayah memang berbeda dengan cinta dari seorang ibu. Hanya saja, cinta ayah mampu menguatkan anaknya dimana pun ia berada.
Kata bijak dari seorang ayah, menggambarkan betapa nasihat seorang ayah terlihat begitu penting bagi anaknya dan nasihat seorang ayah juga merupakan contoh dari bentuk kepedulian pada anaknya,
Walau tidak terlalu sering berbicara, sosok ayah memiliki isi hati yang lemah lembut pada sang anak. Seorang ayah tentu tetap memiliki hati dan bisa merasa sedih. Namun, demi anaknya, ia rela menahan kesedihan dan memberikan banyak alasan kenapa ia harus berusaha kuat dan tetap membuat anak-anaknya merasa tenang dan gembira.
Ayah adalah sosok pelindung utama di dalam keluarga. Ia tidak segan berkorban demi anaknya agar anak-anaknya senantiasa baik dan selamat. Bahkan, ketika ia harus terluka, ia pun rela melakukannya. Ini adalah salah satu pengorbanan terbesar dari seorang ayah yang membuat kita harus senantiasa menghormati dan menghargainya.
Seorang ayah senantiasa mengetahui di mana ia berdiri. Ia mengetahui bahwa perannya adalah sebagai kepala keluarga, hal ini menggambarkan besarnya tanggung jawab seorang ayah kepada pihak keluarga yang ia sangat cintai.
Terkadang, apa yang dilakukan oleh seorang ayah sering tidak terbaca sebagai bentuk perhatian. Larangan yang ia lakukan tidak dilandasi dengan kebencian, sebenarnya saat ia melarang memiliki alasan yang lebih baik untuk dipilih yang tepat.
Selanjutnya tugas seorang anak adalah senantiasa berusaha dan berdoa, ketika tidak bisa memberikan hal terbaik untuk seorang ayah, maka jangan membebani ayah dengan beban yang terlampau berat, terutama di hari tuanya. Sosok ayah yang begitu bertanggung jawab dan menjadi inspirasi bagi anaknya, harus dijaga sedemikian rupa, terutama ketika ia perlahan sudah mulai melemah dan menua.
Didalam Al-Quran disebutkan dialog ayah dengan anaknya.
Yuk, langsung saja kita simak penjelasan dalam Ayatnya:
1. QS. Al-Baqarah ayat 132
Surah ini menceritakan percakapan antara Nabi Ibrahim AS dan anak-anaknya. Ayatnya berbunyi:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ
Artinya: “Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
2. QS. Yusuf ayat 4-5
Surah ini menceritakan percakapan antara Nabi Yusuf AS dan ayahnya. Ayatnya berbunyi:
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لأبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَكَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ () قَالَ يَا بُنَيَّ لا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya, syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
3. QS. As-Saffat ayat 102
Surah ini merupakan percakapan antara Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS. Surah inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kurban. Ayatnya berbunyi:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”