Salah satu perkara dunia yang banyak sekali manusia khawatirkan adalah mengenai rezeki. Banyak orang yang rela untuk pergi pagi dan pulang malam untuk menjemput rezeki.
Bahkan tak jarang hal tersebut membuat akhirat terlupakan karena terlalu sibuk dengan mengejar rezeki dunia. Meskipun jika membandingkan usaha dengan hasilnya kadang tidak sebanding.
Dalam hidup ini, ada orang yang berhasil meraih kekayaan melalui kerja keras dan usaha yang tak kenal lelah. Di sisi lain, ada pula yang sejak lahir sudah memiliki harta melimpah.
Namun, tak sedikit pula orang yang bekerja keras namun tak kunjung memperoleh hasil yang memadai, sementara ada yang terlihat sukses secara tiba-tiba meski sebelumnya hidupnya malas dan tak produktif. Bagaimana perspektif Islam mengenai perbedaan rezeki dan kesuksesan yang ada?
Sebelum kita membahas mengenai apakah rezeki bisa tertukar, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai apa itu rezeki. Segala pemberian Allah yang memiliki daya guna, bermanfaat, dan manusia dapat memanfaatkannya sebagai sumber kehidupan, hal tersebut merupakan rezeki. Tak hanya itu dapat pula mengartikan rezeki sebagai bentuk karunia, anugrah, atau pemberian dari Allah untuk makhluknya.
Dalam QS Ar-Rum: 40, Allah menyatakan bahwa hanya Dia yang menciptakan manusia, memberikan rezeki, dan mematikan kemudian menghidupkan mereka kembali. Tak ada satu pun dari sekutu yang manusia agungkan mampu melakukan hal yang sama seperti Allah. Maha Suci Dia dan terpelihara dari apa yang manusia anggap sebagai persekutuan. Hal ini menegaskan kekuasaan mutlak Allah atas kehidupan dan kematian, serta mengajak manusia untuk hanya menyembah-Nya semata.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat tersimpulan bahwa bentuk rezeki tidak hanyalah sebatas dalam bentuk material uang, namun meliputi seluruh aspek kehidupan seperti kesehatan, keluarga, kepandaian, dan lain sebagainya.
Terkadang manusia terlalu fokus pada nikmat rezeki berupa uang sampai melupakan nikmat lainnya yang telah Allah berikan.
Dalam HR. Muslim Allah menjamin rezeki yang seseorang bahkan sebelum ia lahir, sehingga tidak mungkin rezeki kita tertukar dengan orang lain karena rezeki tersebut telah Allah atur dari ribuan tahun sebelum kita lahir ke dunia.
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.”
Selain hadis tersebut Allah juga telah menjelaskan bahwa rezeki seseorang telah Allah atur dalam surah Hud ayat 6 yang berbunyi:
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.” (QS. Hud : 6)