Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Timur, Rudianur, menyoroti kondisi memprihatinkan yang menimpa SDN Kunjung Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit.
Sekolah dasar itu dilaporkan kembali tergenang banjir rob beberapa hari terakhir dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, sementara bangunan dan fasilitas sekolah mengalami kerusakan serius yang belum pernah diperbaiki secara menyeluruh.
Rudianur menyebut bahwa sekolah tersebut telah menjadi langganan musibah banjir dan kerusakan selama bertahun-tahun.
Saat reses di lokasi beberapa hari sebelumnya, para guru dan kepala sekolah sudah menyampaikan usulan prioritas seperti penimbunan halaman, rehabilitasi ruang kelas, dan pembangunan rumah dinas guru. Namun hingga kini realisasi belum memadai.
“Saya anggap ini musibah berkepanjangan. Sekolah minta ditimbun halamannya, rehabilitasi total bangunan, hingga rumah dinas guru. Itu semua usulan lama, belum terealisasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa banjir terjadi karena kombinasi antara air pasang laut (rob) dan aliran sungai yang meluap di sekitar wilayah sekolah. Beberapa warga juga melaporkan kemunculan buaya di aliran sungai depan sekolah, menambah kekhawatiran terhadap keamanan siswa dan guru.
“Saat saya ke sana sudah terlihat gejala pasang. Dua hari kemudian air naik dan merendam sekolah. Bahkan buaya pernah muncul di lingkungan sekolah saat banjir,” kata Rudianur.
Menurut dia, kondisi SDN Kunjung Lampuyang sangat memalukan bagi daerah yang dilintasi jalan provinsi dan jalur trans Kalimantan. Sejak dirinya menjadi anggota DPRD pada 2014, belum ada perubahan substansial selain pengecatan. Fasilitas fisik sekolah dianggap tidak berkembang.
“Guru-guru di sana luar biasa. Mereka tetap mengajar meskipun ruang kelas rusak dan fasilitas sangat terbatas. Namun keberanian mereka tidak boleh mengecilkan fakta bahwa sekolah ini butuh perhatian khusus,” tambahnya.
Rudianur mendesak agar Dinas Pendidikan, bersama pemerintah kabupaten, segera turun langsung ke lokasi dan memprioritaskan rehabilitasi sekolah demi kelangsungan pembelajaran.
Ia mengusulkan agar penanganan segera dilakukan tak menunggu anggaran tahun depan karena dampaknya langsung dirasakan siswa.
“Jangan hanya menerima laporan di atas meja. Turun langsung, lihat kondisi nyata di lapangan. Sekarang juga harus ditangani,” tegasnya.
Menanggapi persoalan ini, sebelumnya dilaporkan bahwa DPRD Kotim juga meminta agar sekolah tersebut diprioritaskan dalam perbaikan karena sering terendam banjir dan mengalami dampak parah terhadap proses belajar mengajar.
Mata partisipasi publik menyentil bahwa meski sekolah berada di pinggir jalan utama, pengurusannya seperti sekolah pinggiran.
Kondisi ini dikhawatirkan memperburuk disparitas kualitas pendidikan di daerah pesisir. Jika tidak segera diatasi, siswa akan terus belajar dalam kondisi terganggu dan tanpa keamanan lingkungan.
DPRD Kotim menegaskan bahwa penanganan SDN Kunjung Lampuyang bukan hanya kewajiban Dinas Pendidikan, tetapi tanggung jawab bersama seluruh stakeholder pembangunan daerah.