Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kalimantan Tengah.
Kunjungan ini digelar untuk membahas strategi pengembangan wisata sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
Ketua Komisi III DPRD Kotim, Dadang Siswanto, mengatakan bahwa Kotim menyimpan banyak potensi wisata, baik alam maupun budaya, yang belum dimanfaatkan maksimal.
Menurutnya, sektor pariwisata bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi baru apabila dikelola dengan serius.
“Kotim punya kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Tapi tanpa promosi yang kuat dan dukungan infrastruktur, sulit untuk bersaing dengan daerah lain. Karena itu, kami datang untuk meminta dukungan provinsi dalam percepatan pengembangan wisata di Kotim,” kata Dadang pada Kamis, 02 Oktober 2025.
Anggota Komisi III, Riskon juga menekankan pentingnya realisasi program konkret, bukan hanya sebatas rencana. Ia menilai selama ini masih banyak destinasi yang belum memiliki akses memadai.
“Wisata itu tidak bisa hanya jadi wacana. Harus ada pembangunan akses jalan, fasilitas, dan promosi yang berkesinambungan. Dengan begitu, wisatawan tertarik datang dan ekonomi lokal bisa bergerak,” ujarnya.
Sementara itu, dirinya menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan wisata.
“Kalau masyarakat dilibatkan, dampaknya lebih luas. Mereka bisa mengembangkan kuliner, kerajinan, dan usaha kreatif lain yang mendukung pariwisata. Jadi bukan hanya destinasi yang hidup, tapi juga ekonomi warga sekitar,” katanya.
Disparbudpora Kalimantan Tengah menyambut baik usulan DPRD Kotim tersebut dan menyatakan siap membantu melalui penyusunan masterplan, pendampingan teknis, hingga promosi lintas daerah.
Sebagai tindak lanjut, DPRD Kotim bersama Disparbudpora berencana membentuk tim teknis gabungan untuk merumuskan langkah konkret.
Dadang Siswanto menegaskan, hasil dialog ini diharapkan bisa diakomodasi dalam kebijakan anggaran sehingga sektor pariwisata benar-benar memberi kontribusi nyata bagi pembangunan Kotim.