Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku tidak berdaya untuk menghentikan agresi Israel pada Palestina di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan mereka yang memiliki kuasa untuk menghentikan Israel melakukan serangan ke Gaza.
“Anda tidak bisa melihat begitu banyak orang terbunuh, anda tidak dapat melihat terlalu banyak penderitaan tanpa perasaan frustrasi yang mendalam… Kami tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan [perang di Gaza], saya mengimbau mereka yang berkuasa untuk melakukannya,” kata Guterres saat konferensi pers di El Arish, Mesir, Sabtu (23/3/2024).
Kehadiran Guterres di Mesir sebagai bagian dari “perjalanan solidaritas” tahunannya ke negara-negara Muslim selama bulan suci Ramadan. Di sana ia juga mengunjungi penyeberangan Rafah, antara Gaza dan Mesir.
Disebutkan pula bahwa perjalanannya tahun ini bertujuan untuk “menyoroti penderitaan rakyat Palestina di Gaza”.
Pada kesempatan itu, Guterres juga berbicara soal bantuan kemanusiaan yang ditimbun di sisi perbatasan Mesir dengan Gaza ketika rezim Israel terus melarang masuk bantuan tersebut ke Gaza.
“Rezim Istrael terus melarang masuknya bantuan ke Gaza, lebih dari tragis. Ini adalah sebuah penghinaan moral,” katanya, sebagaimana dikutip dari Asumsi.
Pada kesempatan itu, ia juga menyerukan kembali agar perang dihentikan dan memperingatkan bahwa serangan lebih lanjut akan memperburuk keadaan.
Pada Jumat, 22 Maret 2024, Dewan Keamanan PBB gagal meloloskan rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) yang menyerukan, namun tidak menuntut, gencatan senjata dalam perang Israel yang terus berlanjut di Gaza.
Hal itu lantaran dua anggota tetap memilih untuk memveto proposal AS tersebut. Rancangan tersebut diajukan ke Dewan pada hari Jumat dan menerima 11 suara mendukung, tiga suara menentang dari Rusia, Tiongkok dan Aljazair; dan satu abstain dari Guyana.
Rusia dan Tiongkok sama-sama menggunakan hak veto mereka terhadap resolusi tersebut.
Resolusi yang diajukan AS tersebut akan menyatakan “pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan” dan mengutuk serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.