banner 130x650

Aduh! 2 Wilayah di Kotim Rentan Kekurangan Pasokan Air Bersih

kotim
Foto : Dra Hj Mariani - Ketua Komisi III DPRD Kotim

Komisi III DPRD Kotim menyebutkan ada 2  wilayah yang berada di pelosok setempat rentan kekurangan pasokan air bersih terutama pada musim kemarau.

Ketua Komisi III DPRD Kotim, Hj Mariani mengatakan ketika musim kemarau melanda, maka di wilayah selatan pasti kekurangan pasokan air bersih. Sehingga warga setempat harus membeli air bersih kepada jasa angkut air bersih yang menguras kantong.

“Bahkan Pemerintah daerah sejauh ini melalui instansi terkait mengirimkan air dari kota, menurut kami lebih baik kalau membangun sekelas PDAM mini di beberapa titik sehingga potensi kekurangan pasokan air bersih ini bisa teratasi,” kata Mariani pada Senin, 19 September 2022.

Baca Juga : Komisi I DPRD Kotim Minta Pemda Mengecek Izin PBS Beroperasi di Kotim !

Ia menegaskan, agar kejadian ini melanda di wilayah setempat yang menjadi tempat rentan kekurangan pasokan air maka Pemerintah Kabupaten melalui instansi terkait harus memikirkan dan menyerap secara baik keluhan masyarakat tersebut.

BACA JUGA :  DPRD Kotim : Dusun Rongkang Menjerit, Listrik Nihil !

Sementara itu dia juga menyoroti wilayah Utara Kotim yang juga paling rentan terdampak bencana, hingga nyaris kekurangan air bersih setiap kali bencana banjir datang di wilayah tersebut.

kotim
Photo : Ilustrasi dari masyarakat yang sedang memerlukan air bersih

“Dua wilayah ini paling besar dan rentan terdampak, selain air bersih, juga banyak dampak lainnya, pada musim Karhutla dan musim banjir, dua-duanya sama-sama memerlukan bantuan Khusus, ini PR kita bersama,” tuturnya.

Untuk itu legislator Partai Golkar ini meminta agar pemerintah daerah melalui dinas teknisnya untuk mengkaji lebih dalam apa saja yang harus disiapkan dalam mengantisipasi bencana alam terjadi.

BACA JUGA :  Porprov 2023 Semakin Dekat, DPRD Minta Pelaku UMKM Gerilya !

“Kita bicara dampak terburuknya dulu sehingga dapat menyiapkan hal yang perlu kita siapkan sejak dini, jangan menunggu bencana baru mengkaji dampaknya,” tutupnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Respon (1)

Komentar ditutup.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca