banner 130x650

Strategi Pemkab Kotim Turunkan Angka Stunting

Stunting
Foto : Rembuk stunting dan launching aplikasi SI LARAS Kabupaten Kotawaringin Timur

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menunjukkan keseriusan dalam menurunkan angka stunting melalui berbagai program inovatif dan terintegrasi.

Bupati Kotim, H Halikinnor, menegaskan pentingnya pencegahan sejak dini, terutama dalam periode 1.000 hari pertama kehidupan anak, untuk mencegah dampak serius stunting pada perkembangan kognitif dan risiko penyakit kronis di masa depan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kotim, hingga Desember 2024 tercatat 2.543 balita mengalami stunting, atau sekitar 19,61% dari 12.966 balita yang ditimbang. Meskipun angka ini masih tinggi, perhitungan internal pemerintah daerah menunjukkan penurunan signifikan menjadi 22%, yang masih menunggu validasi resmi dari Kementerian Kesehatan.

Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Pemkab Kotim telah menjalankan beberapa program, antara lain Program Grebek Stunting dengan pemberian susu dan telur kepada 2.167 balita di seluruh kecamatan, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, serta penguatan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang saat ini menjangkau 33 desa di Kotim.

BACA JUGA :  Bupati Kotim: Cegah Kekerasan dan Pelaku Seksual Anak di Daerah

Bupati Kotim, Halikinnor juga menyampaikan dukungan penuh atas peluncuran aplikasi Sistem Laporan Raport Dapur Sehat Atasi Stunting (Si Laras) yang dirancang untuk mempermudah pelaporan kegiatan DASHAT di lapangan.

Aplikasi ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas program, serta memudahkan pemantauan dan evaluasi kegiatan.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas program penanganan stunting, Bupati Halikinnor mengajak seluruh perangkat daerah, pemerintah kecamatan, dan desa untuk bersinergi lebih erat dalam merumuskan kebijakan dan menindaklanjuti program penanganan stunting.

Ia berharap Rembuk Stunting dapat menjadi forum strategis dalam menyatukan persepsi dan memperkuat kolaborasi.

“Kita ingin generasi masa depan Kotim tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing. Untuk itu, intervensi harus dimulai sejak dini dan melibatkan semua pihak,” tegas Bupati.

BACA JUGA :  Universitas Muhammadiyah Sampit Lolos PIMNAS ke-37, Siap Tempur Antar Kampus se-Indonesia

Pemkab Kotim juga mengacu pada enam pilar strategi nasional percepatan penurunan stunting, yaitu peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan kualitas gizi masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas ekonomi keluarga, dan peningkatan kualitas kelembagaan.

Dengan mengacu pada enam pilar strategi nasional tersebut, Pemkab Kotim berharap dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca