banner 130x650

Kopda Muslimin, Otak Pembunuh Istrinya Tewas Menegak Racun 

kopda muslimin

Kopda Muslimin anggota TNI yang merupakan otak penembakan istrinya di Semarang ditemukan meninggal dunia di rumah orangtuanya di Kendal Jawa Tengah, Kamis 28 Juli 2022.

Dikabarkan Kopda Muslimin mengakhiri hidupnya dengan menegak racun dan saat ini pihak Kepolisian dan TNI menjaga kawasan di sekitar rumah orang tua kopdam di RT 2 RW 1 kelurahan Trompo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Jenazah Kopda Muslim di evakuasi dari tempat kejadian di rumah orang tuanya. Dan diketahui Kopda Muslimin otak pembunuhan dengan menyewa pembunuh bayaran untuk menembak mati istrinya Rina Wulandari.

banner 1706 x 2560
kopda muslimin
Terungkapnya penembakan istri anggota TNI tersebut disaat pemeriksaaan salah satu tersangka Agus Santoso alias Gondrong di Polrestabes Semarang pada hari Rabu 27 Juli 2022.

Menurut Agus Santoso alias Gondrong Kopda Muslimin tidak kuat menjalani bahtera rumah tangga bersama Rina Wulandari hingga akhirnya berniat menembak mati istrinya.

Agus Santoso menjelaskan saat itu Sugianto alias Babi mendatangi nya di Magetan Jawa Timur dan Babi menyampaikan order Kopda Muslimin yang ingin mencelakakan istrinya.

” Saya dan Babi datang ke Semarang serta beristirahat di tempat istri saya, 3 Minggu sebelum kejadian, ” jelas Agus saat menyingkronkan keterangan di Polrestabes Semarang Rabu 27 juli 2022.

BACA JUGA :  Joko Widodo Kumpulkan PJ Daerah di Istana, Ada Apa ?

Kemudian Agus bertemu dengan Kopda Muslimin dikediamannya dia pun melakukan pembicaraan secara bisik-bisik.

” Kopda Muslimin mulai bercerita panjang pada keesokan harinya pada saat bertemu malam Minggu itu di daerah Padasan Simongan, ” ucapnya.

kopda muslimin

Agus menuturkan Kopda Muslimin menceritakan keadaan keluarganya. Suami korban tersebut malah tidak kuat akan tekanan dari istrinya.

“Dia (Kopda Muslimin) tidak terkuat akan tekanan dari istrinya yang selalu mengekangnya, dia minta istrinya dibunuh,” tuturnya lagi.

Namun oleh Agus dia permintaan Kopda Muslimin tidak langsung diturutinya bahkan dia menyarankan agar sang suami tidak terburu membunuh istrinya.

” Jangan buru-buru bang kasih pelajaran dulu. Kasih saja air kecubung kalau Rina sakit kan kembali ke suaminya saya bilang begitu,” ucapnya.

Pada akhirnya saran Agus didengarkan oleh Kopda Muslimin dan dia meminta saya mencarikan buah kecubung.  Akan tetapi Kopda Muslimin tidak berani melakukan mencampur kecubung ke minuman istrinya.

“Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampur kecubung ke minumannya. . . Hari berikutnya juga begitu, ” ucapnya.

BACA JUGA :  Putri Ramadhani Alamsyah Asal Sampit Sukses Raih Juara 1 Pemilihan Trend Model and Woman Remaja Indonesia

Baca Juga : Kecelakaan Tunggal di Pulpis, 6 Orang Keluarga Mantan Kakanwil Kamenag Kalteng Jadi Korban

Agus pun menuturkan setelah 4 hari mendatangi rumah Kopda Muslimin Untuk membatalkan pekerjaan tersebut.  Dan dia meminta uang untuk jasanya dan transport untuk pulang ke Magetan dan saya dikasih uang Rp. 2 juta.

” Seingat saya setelah dihitung jumlahnya 2 juta , begitu dapat uang saya langsung pulang ke Magetan, “ucap Agus.

Agus pun terus menceritakan, sampai di rumah dirinya didatangi tetangganya yakni tersangka Dwi Saptiono menawari senjata api karena ingin tahu wujud pistol tersebut dia berhubungan dengan tetangganya kepada pemilik piston melalui video call.

Saya lihat apakah itu pistol airsoftgun, rakitan atau asili setelah saya lihat ternyata asli kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa.

Kemudian saya menelpon ke pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang. “keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates, ” tambahnya.

Sesampai di semarang ia mempertemukan Babi dan Dwi Septiono dan saat itulah terjadi transaksi jual beli senjata api. ” Harga senjata apa itu Rp. 3 juta, akan tetapi dipotong Rp. 1 juta, karena yang meminta Kopda Muslim, ” terangnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

1135x1600

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca