banner 130x650

Penanganan Gizi Buruk dan Stunting di Kotim Masih Jadi PR Besar !

Kotim
Foto : Hj Marianie - Ketua Komisi IV DPRD Kotim

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah diminta lebih serius menangani kasus stunting dan gizi buruk yang masih tinggi di daerah ini.

Disampaikan Hj Marianie, Anggota DPRD Kotim menyebutkan di wilayah selatan seperti Kecamatan Mentaya Hilir Utama, Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan untuk saat ini masih ada ratusan lebih balita yang mengalami gizi buruk dan stunting.

“Kami sangat prihatin terhadap masih banyaknya anak balita di wilayah selatan Kabupaten Kotim yang mengalami gizi buruk dan stunting. Kami minta pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk lebih serius lagi menangani kasus gizi buruk dan stunting di wilayah tersebut,” kata Hj Marianie pada Sabtu, 28 September 2024.

Menurutnya kasus gizi buruk dan kasus stunting ini bukan masalah baru. Kasus ini sudah ada sejak lama, untuk mengurangi kasus gizi buruk dan stunting di daerah ini, maka pemerintah daerah wajib memprioritaskan dan menangani kasus tersebut dengan serius.

BACA JUGA :  Eksploitasi Anak Masih Marak di Kotim, DPRD Minta Tindak Tegas !
Stunting
Foto : Ilustrasi stunting (ist)

“Kalau pemerintah serius menangani masalah kasus gizi buruk dan stunting. Dipastikan generasi 10 sampai 20 tahun kedepan akan cemerlang. Pemerintah adalah organ paling paham dan mengetahui kondisi ekonomi, sosial serta kesehatan masyarakat hingga ke lingkup terkecil. Dibutuhkan inisiatif langsung dari pemerintah sendiri,” ujarnya.

Dirinya juga mendorong supaya pemerintah Kabupaten Kotim dapat menyisihkan anggaran. Hal ini bertujuan mengatasi dan menangani kasus gizi buruk dan stunting.

Selain itu, perlunya mencari tahu apa penyebabnya apakah yang menderita gizi buruk itu yang ekonomi ke bawah atau tidak. Kalau ada yang ekonominya cukup harus di cari tahu penyebab lain, supaya dapat menekan kenaikan kasus tersebut.

BACA JUGA :  Loh?! Warga Sebut SKT Eks Lokalisasi KM12 Milik Pemerintah Daerah

“Kalau memang gizi buruk itu terjadi karena faktor ekonomi orang tua yang kurang mampu memenuhi gizi pada saat hamil. Pemerintah daerah perlu membuat suatu program yang dapat melayani memberikan gizi atau vitamin kepada ibu hamil secara gratis melalui puksesmas  setempat,” tukasnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca