Penulis dan kolumnis Dr. Haryadi Baskoro berkolaborasi dengan anggota DPRD Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Kabik Amaz Jasikha, untuk menulis dan menerbitkan sebuah buku yang mengangkat eksistensi masyarakat Dayak, khususnya Kalimantan Tengah, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Buku ini diharapkan dapat menjadi jembatan sinergi budaya antara Yogyakarta dan Dayak serta memperkuat pemahaman mengenai nilai-nilai budaya kedua daerah.
Haryadi Baskoro bukan nama asing dalam literasi dan penelitian budaya. Ia telah menulis berbagai karya, termasuk Kuliah Keistimewaan Yogya yang diluncurkan di sejumlah kampus ternama seperti UGM, UNY, dan UAJ. Dengan latar belakang sebagai peneliti antropologi budaya, Haryadi berpengalaman menggali dan menghubungkan kebudayaan-kebudayaan Nusantara.
Sementara itu, Kabik Amaz Jasikha, anggota DPRD Murung Raya sekaligus tokoh muda pemberdayaan perempuan, menegaskan pentingnya kolaborasi ini sebagai upaya memperkenalkan budaya Dayak di ranah nasional.
“Sebagai putra-putri Dayak, kita punya tanggung jawab untuk membawa identitas budaya kita lebih dikenal. Yogyakarta adalah ruang yang tepat karena kaya akan tradisi dan toleransi. Melalui buku ini, saya berharap lahir dialog budaya yang menguatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Kabik pada 01 Juli 2025.
Ia juga menekankan bahwa Murung Raya memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat kebudayaan Dayak yang mampu memberi kontribusi penting di level nasional.
“Murung Raya bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan tradisi, seni, dan kearifan lokal Dayak. Saya ingin agar buku ini menjadi salah satu cara Murung Raya hadir di panggung nasional sebagai daerah yang berperan menjaga sekaligus mengembangkan budaya Dayak,” tambahnya.
Kabik yang juga lulusan S1 Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini menegaskan, keterlibatannya dalam proyek tersebut merupakan bagian dari komitmennya sebagai wakil rakyat untuk mendukung pembangunan kebudayaan sekaligus memperluas jejaring bagi Murung Raya.
Dukungan terhadap proyek ini datang dari HP Management melalui Pulung Wahyu Pinto, S.H. Ia menilai kolaborasi Haryadi dan Kabik sebagai langkah strategis mendukung pembangunan Murung Raya dan Kalimantan Tengah.
Pulung bersama jejaring penggerak pembangunan dari Yogyakarta, termasuk Pdt. Arief Arianto dan Pdt. Budi Santosa, membentuk kelompok “Sahabat Pembangunan Murung Raya” yang berkomitmen menjadikan Murung Raya sebagai pusat kearifan lokal Dayak serta peradaban berbasis Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, Pulung mengungkapkan rencana menulis buku tentang Bupati Murung Raya periode 2025–2030, Heriyus M. Yoseph.
Heriyus dinilai memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di daerah yang kaya hutan dan sumber daya mineral tersebut.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.