Dibalik rasanya yang manis, dinilai sebagai asupan yang perlu dihindari. Ternyata ada beberapa fakta pemanis buatan yang jarang diketahui. Bagi masyarakat Indonesia makanan dan minuman manis seolah begitu melekat dengan kehidupan sehari-hari dan disukai hampir semua orang. Sayangnya rasa manis yang diberikan tidak sama manisnya dengan efek samping yang bisa ditimbulkan.
Banyak produk makanan dan minuman yang menggunakan pemanis buatan sebagai salah satu perisa tambahan. Pemanis buatan menjadi salah satu komponen yang konon wajib dihindari karena menjadi pemicu diabetes dan penyakit yang disebabkan oleh asupan gula lainnya.
Ternyata di balik predikatnya sebagai musuh kesehatan pemanis buatan juga menyimpan beberapa fakta. Fakta pada pemanis buatan ini masih jarang dan tidak banyak diketahui oleh awam.
1. Memicu risiko penyakit jantung
Food and Drug Administration mengungkapkan kadar racun pada pemanis buatan yang telah diteliti melalui manusia dan hewan. Penelitian membuktikan bahwa konsumsi pemanis buatan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sindrom metabolisme, kanker dan penyakit jantung.
Pada penelitian yang dipublikasi tahun 2019 ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi 680 gram pemanis buatan mengalami peningkatan risiko penyakit jantung sebanyak 35%. Tak hanya itu ada juga ancaman peningkatan 26% risiko stroke dan 19% kematian dini.
Penelitian ini melihat langsung dari kebiasaan para partisipan tanpa menyesuaikan pola makan dan kebiasaan selama pengamatan. Walaupun masih membutuhkan banyak pengamatan lebih lanjut untuk validasi tetapi efek sampingnya sangat ditekankan oleh ahli.
2. Arti pemanis buatan
Banyak pemanis buatan yang sebenarnya lebih disebut sebagai pemanis non-nutrisi. Hal ini lantaran produk pemanis buatan didominasi dengan kandungan kalori tetapi tanpa nutrisi apapun.
Beberapa pemanis buatan non-nutritif ini misalnya seperti acesulfame potassium (Ace-K), sucralose, saccharin, steviol glycosides dan monk fruit. Bahkan pada pemanis seperti stevia dan monk fruit atau lo han kuo masih harus melalui proses tinggi untuk membuatnya layak dikonsumsi menjadi pemanis.
Ternyata ada juga produk pemanis buatan yang mengandung nutrisi seperti aspartam. Aspartam ini juga banyak digunakan pada makanan dan minuman kemasan. Ketika digunakan dalam jumlah sedikit, kadar manisnya mencapai 200 kali daripada gula.
Baca Juga : Wah, Ternyata Ini Manfaat Daun Kelor
3. Pemanis buatan terburuk
Pemanis buatan diproduksi dalam berbagai jenis produk. Semuanya memiliki kadar manisnya sendiri hingga kandungan yang berbeda secara spesifik antara yang satu dengan yang lainnya.
Penelitian yang dilakukan pada NutriNet-Sante melihat efek pemanis buatan pada lebih sari 103.000 partisipan pria dan wanita yang gemar mengonsumsi pemanis buatan. Hasilnya mereka menemukan bahwa kebiasaan minum minuman ringan dan bersoda sangat berdampak buruk Konsumsi dua kaleng soda dan diet soda disebut dapat meningkatkan risiko kanker dan kardiovaskuler yang lebih tinggi. Pemanis seperti aspartam dan Ace-K yang digunakan di dalamnya disebut menjadi penyebab kanker dan stroke yang paling berdampak besar.
4. Tak menurunkan berat badan
Pemanis buatan juga banyak digunakan pada berbagai produk makanan dan minuman yang disebut aman dikonsumsi bagi pelaku diet. Hal ini lantaran beberapa pemanis buatan memiliki kadar kalori yang rendah bahkan hampir menyentuh nol kalori.
Faktanya pemanis buatan justru tidak ditemukan memiliki efek yang berpengaruh pada penurunan berat badan. Pengamatan yang dilakukan tahun 2019 berdasarkan 5 jenis penelitian justru menunjukkan hasil yang berbanding terbalik.
Partisipan yang gemar mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan pemanis buatan mengalami obesitas dan kenaikan berat badan yang melonjak tajam. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian terbaru tahun 2020 yang menunjukkan bahwa meminimalisir konsumsi pemanis buatan lebih baik untuk menurunkan berat badan.
Baca Juga : Jangan Sia-Siakan! Ini Manfaat Daun Pandan Bagi Kesehatan
5. Aturan konsumsi pemanis buatan
Memiliki efek samping yang serius untuk mengganggu kesehatan ternyata bukan berarti makanan dan minuman dengan pemanis buatan tidak boleh sama sekali dikonsumsi. Beberapa produk dengan campuran pemanis buatan diperbolehkan untuk dikonsumsi setidaknya hanya 2 atau 3 kali dalam satu bulan.
“Saya pribadi berpikir bahwa jika saya sebagai seseorang yang menikmati diet soda aku akan akan mulai mengurangi konsumsinya. Aku akan cukup hanya dengan beberapa kaleng dalam satu bulan,” kata Hannah Gardener selaku asisten professor dari University of Miami Miller School of Medicine.
Produk makanan dan minuman yang menggunakan pemanis buatan ini sangat dilarang untuk dikonsumsi secara rutin setiap hari. Sebagai alternatifnya, untuk tetap mendapatkan asupan makanan manis dapat digantikan dengan sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan upayakan untuk membatasi asupan alkohol.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (2)
Komentar ditutup.