banner 130x650

Bising!! Keluhan Suara Lato-lato Mulai Meresahkan, Dan Korban Bermunculan

Di awal kemunculannya, tren lato-lato disambut baik karena dianggap membuat anak-anak teralihkan dari ‘kecanduan’ gadget. Tapi lama-lama, banyak yang tidak tahu tempat sehingga bikin bising dan semakin meresahkan.

Humas KAI Daop VI Jogja, Franoto Wibowo, sampak membuat imbauan terkait hal itu. Banyaknya keluhan soal anak-anak bermain lato-lato membuat para penumpang kereta menjadi berisik suara lato-lato, sehingga tidak bisa istirahat.

“KAI mengimbau agar penumpang bisa menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang lainnya, dan tidak memainkan permainan yang bisa membahayakan diri sendiri dan penumpang lainnya serta yang bisa merusak fasilitas KA,” kata Franoto.

Sementara itu, mainan bola beradu ini juga dilarang di sejumlah sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, misalnya sudah melarang siswa membawa lato-lato ke sekolah mulai 9 Januari 2023.
“Faktor keselamatan juga jadi pertimbangan karena bisa mencelakakan, misalnya kalau talinya putus atau terlempar saat dimainkan, jadi memang sebetulnya membahayakan,” tutur Kepala Bidang SD pada Disdik Bandung Barat Dadang A Sapardan temui.

Baca Juga :

Pensi dan Bazar Ramaikan Peringatan HUT SMKN 1 Sampit Ke-55

Di Kalimantan Barat, lato-lato bahkan telah memakan korban luka serius. Seorang bocah di Kubu Raya sampai harus operasi mata lantaran serpihan lato-lato yang pecah melukai matanya.

BACA JUGA :  Geger! Penemuan Mayat di PT KMA Selatan Diduga Sudah Berhari-hari

“Jadi ada serpihan di dalam bola matanya. Sehingga harus dioperasi dan dijahit tiga jahitan,” ucap Kadis Kesehatan Kubu Raya Marijan.

Imbauan Kemenkes dan sorotan psikolog
Terkait kasus di Kalimantan Barat, Kementerian Kesehatan RI menyarankan agar orang tua turut mengawasi anak saat bermain lato-lato. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, kasus tersebut tergolong kasus trauma.

BACA JUGA :  4 Hari Tak Terlihat, ASN Kotim Ditemukan Tewas Didalam Rumah

“Ini kasus trauma, jadi bukan kejadian keracunan dan penyakit ya,” terang Nadia, menjelaskan bahwa kasus tersebut belum terlaporkan ke Kemenkes.

Praktisi kesehatan dr Ahmad Wahyudin Sp THT dari Primaya Hospital mengingatkan, bising yang ditimbulkan oleh permainan lato-lato bukan tidak mungkin berdampak pada gangguan pendengaran, khususnya bagi yang sudah punya riwayat sebelumnya.

“Sebenarnya belum ada yang mengkaji tentang seberapa besar sih suara yang dikeluarkan oleh lato-lato ini. Tapi saya rasa kalau di ruangan terbuka dia main, tidak sampai berada di 85 desibel. Kecuali kalau dia di ruangan tertutup sendirian,” Pangkasnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca