Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim, H Juliansyah khawatirkan perubahan iklim cuaca dan menciptakan krisis yang berdampak ketersediaan pangan bagi masyarakat akibatnya hasil panen menurun hingga gagal tanam.
H Juliansyah, Ketua Komisi II DPRD Kotim menyebutkan perubahan iklim semakin menghantam pasokan pangan terutama daerah yang sudah kekeringan yang bertanam sayur mayur.
“Pemeritah Kabupaten Kotim harus sigap mengatasi ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim cuaca, tentunya dengan irigasi yang baik di sawah atau kebun para petani harus diperhatikan sehingga tidak terjadi kekeringan lahan,” kata Juliansyah pada Jum’at, 19 Mei 2023.
Ia menjelaskan hal ini terjadi karena pembuahan tanaman pangan menjadi tidak maksimal dan juga gagal tanam karena petani tidak bisa lagi secara presisi memprediksi musim hujan untuk mereka siapkan musim tanam.
“Hal ini harus diperhatikan oleh Pemkab mengingat kesedian bahan bahan makan (pangan) sangat penting untuk masyarakat secara umum, jangan sampai terabaikan karena cuaca ini bukan hanya terjadi di indonesia melainkan seluruh dunia,” jelasnya.
Baca Juga :
Nahkan Masyarakat 5 Desa di Dapil 4 Akan Demo Besar-Basaran Tuntut Plasma
Ditambahkan nya yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini ialah memberikan sosialisasi dan perhatian serius kepada para petani lokal, supaya mereka siap menghadapi cuaca panas seperti ini yang berdampak terhadap produksi pertaniannya.
“Kalau mereka diberikan sosialisasi dan perhatian secara otomatis para petani ini akan siap menghadapinya dan mereka akan membuat stretegi sendiri supaya produksi pertanian mereka tidak anjlok dan terpenting campur tangan pemerintah harus ada terutama infrastruk irigasi (pengairan ) lahan mereka,” tukasnya.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.