Lomba mendongeng digelar dalam rangka hari Anak Nasional dan HUT ke-78 RI yang diikuti Dharma Wanita Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun 2023. Dengan mengusung tema “Menumbuhkan Karakter Anak Melalui Tradisi Mendongeng”.
Ir Hj Sepnita Fahrur Rahman, Ketua DWP Kabupaten Kotim menuturkan kegiatan ini sebagai upaya melestarikan kearifan lokal, sekaligus budaya daerah yang merupakan bagian dari kekayaan ragam budaya tanah air. Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar agenda lomba mendongeng, di Gedung Wanita pada Selasa, 29 Agustus 2023.
“Lomba dongeng merupakan bagian dari upaya untuk menanamkan pendidikan moral dan akhlak kepada anak. Mendongeng juga sarana untuk mewariskan nilai-nilai budaya dan sejarah,” ucap Hj Sepnita kepada awak media.
Menurutnya perlombaan tersebut sekaligus menjadi salah satu bukti nyata dan komitmen Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, dalam mewujudkan sebuah kota yang benar-benar ramah bagi anak.
Baca Juga :
Ketua DPRD Kotim Apresiasi Annisa Kharisma Tampil Epik di Binvo MTQ Baamang
“Melalui dongeng, anak-anak diberikan pemahaman tentang budaya, etika, norma, kesopanan dan kesusilaan,” katanya.
Terlebih, lanjutnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur juga turut berupaya menjadikan kota Sampit sebagai kota layak anak. Berbagai upaya dilakukan agar tercapai dengan sesuai impian.
Sedikitnya, 12 Anggota DWP unsur pelaksana turut mengikuti perlombaan itu. Gerak tubuh dan ekspresif menambah semangat penonton. Banyaknya jenis dongeng yang dibawakan dengan penuh penghayatan ibu Dharma Wanita.
Selain itu, dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memunculkan para pendongeng unggul, yang nantinya bisa mengajarkan anak-anak belajar mencintai budaya sendiri, seperti budaya berbahasa Dayak.
Baca Juga :
Annisa Kharisma Suriyady Asal Kotim, Masuk TOP 10 Pemilihan Putri Hijab Indonesia 2021
Lebih lanjut, ia menjelaskan, di tengah perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu pesat, budaya tutur sekarang mulai banyak ditinggalkan.
Menurutnya, masyarakat lebih asyik menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. Padahal, tidak segalanya bisa digantikan dengan teknologi yang ada.
“Dewasa ini muncul anggapan dari orangtua, kalau anaknya bisa main game, gadget, atau handphone, bangga karena dianggap bisa mengikuti perkembangan zaman. Tanpa disadari, hal tersebut membuat anak-anak terpaku di depan layar dan membentuknya menjadi egois, karena kurang bersosialisasi,” ungkapnya.
Dari pantauan MentayaNet.com, mendongeng adalah lambang keakraban, antara yang mendongeng dengan yang mendengarkan. Orang tua selalu membacakan dongeng kepada anak-anaknya saat hendak tidur. Mendongeng juga menjadi kesempatan bagi orangtua, untuk lebih dekat dengan anak-anaknya.
“Tradisi, atau kebiasaan ibu-ibu mendongeng kepada anak, atau cucunya, perlu dihidupkan lagi, supaya kedekatan secara psikologis itu kembali terbangun. Nantinya, ketika mereka sudah dewasa, akan teringat dengan dongeng dan bisa meneruskan tradisi secara turun temurun,” ujarnya.
Pemenang lomba dongeng :
total nilai 767 no. 09 terbaik ke-1
total nilai 759 no.02 terbaik ke-2
total nilai 725 no.08 terbaik ke-3
total nilai 722 no.06 harapan 1
total nilai 717 no.12 harapan 2
total nilai 714 no.05 harapan 3
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.