banner 130x650

Founder Triputra Group TP Rachmat: Ekonomi Indonesia Tergantung pada Pemimpin

Ekonomi
Foto : Founder PT Triputra Group

Sebagaimana sudah terbukti di berbagai negara, kemajuan ekonomi Indonesia 13 tahun hingga 22 tahun ke depan sangat tergantung pada kualitas pemimpin dan stabilitas politik.

Jika politik stabil dan rakyat mampu memilih pemimpin yang hebat, Indonesia bisa menjadi negara maju lebih cepat dari target untuk ekonomi. Oleh karena itu, pemilu adalah momentum penting karena diberikan kesempatan memilih pemimpinnya.

“Masuk kelompok negara maju dengan PDB per kapita minimal US$ 12.000 bisa dicapai Indonesia lebih cepat atau justru sangat lama. Semuanya tergantung pada politik dan pemimpin,” kata founder Triputra Group Theodore Permadi (TP) Rachmat.

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, Indonesia ditargetkan mencapai PDB per kapita US$ 12.000 tahun 2036 atau 13 tahun akan datang. Tanpa stabilitas politik dan pemimpin yang baik, tahun 2045  atau 22 tahun akan datang, saat Indonesia merayakan kemerdekaan ke-100, PDB per kapita US$ 12.000 belum tentu bisa tercapai.

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, kata TP Racmat, menunjukkan kemajuan signifikan. Faktor utama adalah politik yang stabil dan pemimpin yang hebat.

Presiden Jokowi mampu mengajak oposisi – yang dalam dua kali pemilihan presiden adalah lawan –  masuk kabinet, sehingga keterbelahan bisa ditekan. Meski ada pandemi tahun 2020 dan 2021, kinerja ekonomi bisa pulih lebih cepat.

BACA JUGA :  Kucing Peliharaan Kamu Suka Dielus, Kenapa Ya?

Setelah minus 2,07% tahun 2020, ekonomi Indonesia kembali tumbuh positif 3,69% pada tahun 2021 dan pada tahun 2023, ekonomi Indonesia melaju 5,31%.

Selama pemerintahan Jokowi, pembangunan infrastruktur, demikian TP Rachmat, jauh lebih bagus dibanding periode sebelumnya. Pembangunan infrastruktur berjalan cukup cukup masif, teristimewa di luar Jawa. Selain tol, ada rel kereta api di Sulawesi.

Saat ini, ketika ekonomi dunia dirundung masalah, ekonomi Indonesia cukup stabil dengan kurs rupiah yang relatif aman. Neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, dan neraca pembayaran surplus. Defisit APBN kembali di bawah 3% dari PDB.

“Presiden Jokowi didukung oleh para menteri yang bekerja baik,” kata TP Rachmat.

Selama sembilan tahun pemerintahannya,  demikian ungkap TP Rachmat, Jokowi melakukan banyak hal, di antaranya tax amnesty, sehingga ada pencatatan yang lebih baik di bidang perpajakan. Ada omnibus law UU Cipta Kerja dan kini sedang dibahas RUU Kesehatan.

“Sebagai pengusaha, kami lega ketika Perppu Cipta Kerja diluncurkan. Perppu memberikan kepastian kepada pelaku usaha,” jelas Tedy, nama sapaan Theodore Permady Rachmat.

Ekonomi
Foto : Theodore P. Rachmat

Sejarah dunia membuktikan pentingnya stabilitas politik di bawah pemimpin yang hebat. Negara yang selalu dirundung perpecahan sulit maju, bahkan justru mengalami kemunduran.

BACA JUGA :  Viral! Kisah Aira Ayah di Konflik Kerusuhan Sampit, Lawan Trauma Masuk SEPOLWAN

“Lihatlah dua Korea. Sama DNA-nya. Tapi, mengapa Korea Selatan menjadi negara maju, sedang Korea Utara tidak? Karena kualitas pemimpinnya beda,” kata Tedy.

Pada tahun 2022, PDB per kapita Korsel US$ 32.000, sedang Korsel masuk kategori negara berpendapatan rendah dengan PDB per kapita di bawah US$ 1.000.

Banyak contoh negara maju dan negara terpuruk karena peran pemimpinnya. Pakistan, kata TP Rachmat, sempat lebih maju ketika Bangladesh memisahkan diri. Kini Pakistan yang justru tertinggal dari Bangladesh. Sri Langkah menjadi negara yang sangat tertinggal akibat instabilitas. Negara-negara Amerika Latin juga terpuruk akibat kualitas pemimpin.

Vietnam kini menyeruak sebagai negara yang paling pesat pekembangan ekonominya. Pada tahun 2022, PDB per kapita Vietnam sudah mencapai US$ 4.150. Pada tahun yang sama, PDB per kapita Indonesia US$ 4.800. Namun, pada 12 tahun silam, 2010, PDB per kapita Vietnam baru US$ 1.680, sedang Indonesia sudah di atas US$ 3.000.

“Saya melihat, Vietnam akan menjadi negara paling maju di Asean dalam 10-15 tahun ke depan,” ungkap Tedy.

Dia melihat keunggulan luar biasa yang dipunyai  Vietnam, di antaranya kemudahan yang diberikan seluas-luasya kepada para investor. Meski sistem politiknya komunis, sistem ekonomi Vietnam sangat pro-bisnis. Para investor diberikan kemudahan dan izin investasi hingga pembangunan pabrik berjalan sangat cepat di Vietnam.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca