Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali turun langsung ke lapangan untuk mendengarkan suara masyarakat.
Kali ini, aspirasi datang dari warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Bukit Santuai, yang menyampaikan berbagai keluhan dan harapan terkait kondisi infrastruktur, layanan kesehatan, serta pendidikan yang dinilai masih jauh dari memadai.
Dalam kegiatan serap aspirasi tersebut, anggota DPRD Kotim diterima hangat oleh masyarakat desa, tokoh adat, dan perangkat pemerintah setempat.
Pertemuan berlangsung dalam suasana terbuka, di mana warga tidak ragu menyampaikan berbagai persoalan yang selama ini menjadi penghambat kemajuan desa mereka.
Salah satu aspirasi utama adalah kondisi jalan penghubung antar-desa yang rusak berat dan sulit dilalui terutama saat musim hujan. Akibatnya, mobilitas warga, distribusi hasil pertanian, hingga akses menuju fasilitas kesehatan menjadi terhambat.
“Kami berharap perbaikan jalan bisa menjadi prioritas utama. Karena jalan ini urat nadi bagi aktivitas ekonomi kami,” ungkap salah seorang warga Tumbang Batu saat berdialog dengan anggota dewan.
Masalah lain yang disorot adalah keterbatasan sarana dan tenaga kesehatan. Hingga kini, pelayanan medis masih mengandalkan petugas puskesmas pembantu yang jumlahnya terbatas dan fasilitas yang belum lengkap.
Banyak warga yang harus menempuh perjalanan jauh ke kecamatan lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
Selain itu, sektor pendidikan juga menjadi perhatian serius. Beberapa sekolah di wilayah tersebut mengalami kekurangan tenaga pengajar, fasilitas belajar yang belum memadai, serta keterbatasan akses listrik dan jaringan internet yang menghambat kegiatan belajar mengajar.
Menanggapi berbagai persoalan tersebut, anggota DPRD Kotim menyatakan komitmennya untuk membawa seluruh aspirasi ini ke meja pembahasan dalam rapat kerja bersama eksekutif.
Mereka juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, kecamatan, dan desa dalam menyusun skala prioritas pembangunan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Masalah yang disampaikan masyarakat Tumbang Batu merupakan potret nyata kesenjangan pembangunan di wilayah pedalaman Kotim. Kami akan berupaya agar semua masukan ini bisa diperjuangkan dalam pembahasan anggaran daerah. Aspirasi ini bukan hanya catatan, tetapi dasar bagi arah kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat,” ujar Ketua DPRD Kotim, Rimbun, yang menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat fungsi pengawasan dan representasi rakyat.
Rimbun menambahkan, DPRD Kotim akan mendorong dinas teknis untuk segera melakukan evaluasi dan pemetaan kebutuhan dasar masyarakat pedesaan.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran dewan di tengah masyarakat bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan pemerataan pembangunan hingga pelosok.
“Kami tidak ingin pembangunan hanya terpusat di kawasan perkotaan. Masyarakat desa juga berhak menikmati fasilitas yang layak, baik jalan, pendidikan, maupun kesehatan. Ini menjadi pekerjaan bersama antara legislatif dan eksekutif,” tegasnya.
Kunjungan DPRD Kotim ke Desa Tumbang Batu menjadi momentum penting untuk memperkuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat akar rumput. Harapan besar muncul dari warga agar hasil dari dialog ini dapat ditindaklanjuti secara nyata melalui program pembangunan yang berkelanjutan.
Bagi masyarakat, kedatangan wakil rakyat di desa terpencil seperti Tumbang Batu bukan sekadar kunjungan simbolis, tetapi menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan.
Mereka berharap DPRD dan pemerintah daerah dapat berkolaborasi lebih erat demi pemerataan kemajuan di seluruh wilayah Kotawaringin Timur.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.