Siapa sangka kalau ternyata China diam-diam mencuri rahasia teknologi dari Amerika. Pengadilan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada Xiaoqing Zheng.
Dilansir BBC di Jakarta pada Sabtu, 21 Januari 2023 pencurian rahasia teknologi itu dilakukan oleh seorang mantan pegawai perusahaan konglomerat energi General Electric Power, Zheng Xiaoqing.
Dari dakwaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat, warga AS itu menyembunyikan dokumen-dokumen rahasia yang dicuri dari majikannya di dalam kode biner sebuah foto digital matahari terbit yang kemudian dikirimkan Zheng melalui email kepada dirinya sendiri.
Di mana ini merupakan teknik yang disebut steganografi yaitu cara menyembunyikan suatu fail data di dalam kode fail data yang lain. Zheng menggunakannya dalam beberapa kesempatan untuk mengambil dokumen-dokumen sensitif dari GE.
Baca Juga :
Menggegerkan! Xi Jinping Ketar-ketir Covid China Meledak Jelang Imlek
GE adalah konglomerat internasional yang terkenal dengan pekerjaannya di sektor kesehatan, energi dan penerbangan membuat berbagai produk mulai dari lemari es sampai mesin pesawat terbang.
Informasi yang dicuri Zheng terkait dengan desain dan manufaktur turbin gas dan uap termasuk pisau turbin dan segel turbin. Informasi yang dianggap bernilai jutaan dolar itu ia kirim ke kaki-tangannya di China.
Informasi tersebut akan menguntungkan pemerintah China serta perusahaan dan universitas yang berbasis di China.
Zheng dihukum dua tahun penjara pada awal bulan ini. Kasusnya adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus serupa yang digugat oleh otoritas AS.
Pada November lalu, warga negara China Xu Yanjun disebut-sebut sebagai mata-mata profesional, dihukum 20 tahun penjara karena merencanakan pencurian rahasia dagang dari sejumlah perusahaan aviasi dan dirgantara termasuk GE.
Pencurian rahasia dagang menjadi hal yang menarik karena memungkinkan suatu negara untuk melompat ke atas rantai nilai global secara relatif cepat.
Baca Juga :
1,2 Juta Warga Prancis Turun ke Jalan Protes Pemerintah, Apa Sih Sebabnya?
“Dan tanpa biaya, baik dalam hal waktu maupun uang, yang harus dikeluarkan bila sepenuhnya mengandalkan kemampuan negara asal”, kata Economist Intelligence Unit, Nick Marro kepada BBC.
Pada Juli lalu, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan di hadapan perkumpulan pemimpin bisnis dan akademisi di London bahwa China bertujuan merampok properti intelektual perusahaan-perusahaan Barat supaya bisa mempercepat perkembangan industrinya sendiri dan akhirnya mendominasi industri-industri kunci.
Dia memperingatkan bahwa China memata-matai perusahaan di mana-mana “dari kota besar sampai kota kecil – dari perusahaan Fortune 100 sampai perusahaan perintis, mereka yang berfokus pada berbagai hal mulai dari aviasi, hingga AI, hingga farmasi”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China saat itu, Zhao Lijian, mengatakan Wray menjelek-jelekkan China dan menganut “mentalitas Perang Dingin.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (1)
Komentar ditutup.