PT Sinarmas kian merajalela di wilayahnya setelah blokade wilayah antar desa dengan perusahaannya. Kini masyarakat Desa di Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur mulai geram.
Penutupan akses jalan masuk itu berada di 3 titik seperti Pos 05, 28 dan 31. Sejumlah aktivitas hampir lumpuh akibat dari dampak yang dilakukan PT Sinarmas tanpa memberikan solusi.
Terpantau dari Wakil Ketua II DPRD Kotim, H Hairis Salamad menerangkan masyarakat terbelenggu serta kesusahan untuk keluar dan masuk ke Desa yang melintasi perbatasan antar PT Sinarmas tersebut.
“Lambat laun masyarakat akan berontak akibat dari penutupan akses jalan ini. Mengapa tidak, banyak yang mengalami kesusahan untuk mencari rezeki karena jalannya ditutup dengan kontainer,” jelas H Hairis Salamad kepada MentayaNet.com pada Senin, 15 Januari 2024.
Hal ini pula diutarakan oleh seorang pengantar logistik yang hendak melintas lokasi perbatasan Desa di Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu serta perlu melakukan izin masuk kepada perusahaan setempat.
Inisial Y seorang sopir logistik mengaku geram akibat tindakan PT Sinarmas yang dinilai ceroboh untuk melumpuhkan semua perekonomian masyarakat setempat.
“Iya kalau boleh saran Pemerintah ada ga sih untuk pengembangan Jalan? Kita mesti bentrok dulu apa? Alasanya itu memang jalan Kebun di perusahaan tersebut dan bukan jalan umum. Jadi yang benar yang mana ?,” katanya.
Disisi itu, selain kekecewaan yang dialaminya banyaknya aturan baru dibuat PT Sinarmas untuk pengendara yang akan melintas di daerahnya.
Ia mengaku, jika ada kendaraan pengangkut atau CPO akan mengambil barang di pabrik itu dibuka sampai batas waktu akan ditutup kembali.
“Jadi terkadang saya menginap sampai ada Truk perusahaan yang keluar atau masuk,” bebernya.
Informasi terakhir yang dihimpun MentayaNet.com hingga saat ini jika ada kendaraan pabrik atau dari perusahaan PT Sinarmas akan keluar serta masuk akan tetap dilayani dan dibuka. Jika hari libur atau tidak ada pengangkutan maka akan di tutup total.
Dirinya mengharapkan agar Pemerintah Daerah setempat memperhatikan dan menindaklanjuti kejadian yang telah merugikan masyarakat.
“Kalau penjarahan yang meraja lela tidak dapat menyalahkan masyarakat setempat. Bisa jadi mereka hanyalah korban. Saya tidak minta apa-apa juga selaku pengantar logistik. Yang penting isi dapur ngebul dan perekonomian berjalan lancar,” tukasnya.
Baca Juga :
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
