Wakil Ketua I DPRD Kotim, Kalimantan Tengah menduga masih ada kasus preman pungli yang main sembunyi tangan menerima sejumlah uang dari sopir yang parkir di wilayah SPBU di Kabupaten Kotawaringin Timur.
H Rudianur, Wakil Ketua 1 DPRD Kotim ini menyebutkan dirinya tidak tanggung – tanggung akan menindak tegas bersama jajaran terkait untuk mengamankan preman pungli yang masih berkeliaan di wilayah SPBU di kota Sampit khususnya.
“Kita sudah koordinasi dengan pihak keamanaan Polres Kotim, jika ada ketahuan terang-terangan maka akan kita sidak di tempat,” ucap Rudianur pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Ia menerangkan, kasus transaksi pungutan liar ini telah terjadi bertahun-tahun dan baru saja meledak karena sudah tidak dapat ditahan oleh para sopir yang bekerja melansir sangat susah mendapatkan bahan bakar tersebut.
Terpantau dari MentayaNet.com pada 23 Agustus 2022 lalu, ratusan sopir turun mengepung Gedung DPRD Kotim meminta kepada rumah aspirasi masyarakat ini supaya Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar Subsidi dapat segera dihapuskan. Dengan catatan agar tidak ada lagi kecemburuan sosial antar pelangsir BBM di wilayah SPBU setempat.
Baca Juga : Catat! DPRD Kotim Layangkan 4 Tuntutan Bagi Pelanggar Logistik Bahan Bakar
“Kita akan kumpulkan lagi semua pengawas SPBU dan Pimpinan untuk melakukan rapat audiensi lanjutan pada bulan September. Kita minta dengan tegas warga jangan sungkan untuk melaporkan kasus pungli ini kepada pihak berwajib,” ucapnya.
Dirinya mengaku sangat menyesali banyak warga terutama sopir angkutan menjadi korban dari preman pungutan liar ini. Dengan adanya tuntutan yang dilakukan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) terkait logistik bahan bakar, DPRD Kotim telah melayangkan 4 hal yang harus di patuhi seluruh wilayah SPBU dan Pelangsir.
Tepisah, Korlip wilayah Ketapang yang tidak ingin disebutkan namanya ini menjadi salah satu sopir yang merasa dirugikan. Dijelaskannya karena saat melakukan pengantrian bahan bakar kerap sia-sia. Karena sudah ada sejumlah oknum yang membatasi pembagian bahan bakar dilokasi itu.
“Kita disini minta keadilan, biar semua sopir sama rata. Kita sama-sama makan nasi. Masa kita dimintai tempat parkir untuk antri Bahan Bakar jenis Solar bisa 400rb semalam. Harga solar yang awalnya 6.000an bisa jadi 15.000 per liternya,” ucap Korlip Ketapang.
Baca Juga : Terciduk!!! Preman Pungli Tarif SPBU Ditindak Kilat Polres Kotim
Hal ini bermula ketika adanya penertiban dari jajaran Polres Kotim di sejumlah titik SPBU wilayah kota Sampit. Informasi ini selaras dengan laporan masyarakat sekitar yang sering sekali meninjau dan menemukan kasus preman pungli tarif parkir. Ditemukan beberapa bukti lapangan yang tertangkap saat penyidakan oleh Polres Kotim.
Kapolres Kotim AKBP Sarpani, S.I.K, M.M melalui Kasat Samapta Polres Kotim, AKP Agung Budi Santoso,S.H., M.M. membenarkan dari hasil kelapangan yang menemukan beberapa bukti lapangan terdeteksinya terjadi transaksi pungutan liar di Kotim.
Amukkan sejumlah sopir tidak dapat terlelakkan, namun dengan aksi damai yang digelar itu telah menjadi salah satu langkah awal untuk membuat efek jera kepada sejumlah transaksi pungutan liar di beberapa wilayah SPBU setempat.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (1)
Komentar ditutup.