banner 130x650

Haduh! Harga Gas LPG Non Subsidi Semakin Terbang, Siap-Siap Melangka

LPG NON SUBSIDI
Photo : Pemerintah melalui PT.Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga LPG Non Subsidi

Pemerintah melalui PT Pertamina resmi menaikan harga Liquefied Petroleum Gas atau LPG Non Subsidi selama dua kali dalam beberapa bulan ini. Khawatir menimbulkan migrasi penggunaan dari LPG Non Subsidi ke LPG subsidi khususnya 3 Kilogram (Kg).

Sebelumnya, harga LPG Non Subsidi dibanderol dengan harga Rp11.500 per kg, kemudian naik pada Desember 2021 menjadi Rp13.500 per kg, dan pada Minggu 27 Februari 2022 kembali naik menjadi Rp15.500 per kg.

Dari Fraksi Golkar, Hj.Darmawati yang juga merupakan anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) juga mengutarakan bahwa dampak kenaikan Gas Non Subsidi ini akan berpengaruh kepada masyarakat jelata. Selain itu dikhawatirkan akan mengakibatkan kelangkaan gas melon 3 kg.

Baca Juga : Ketua DPRD Seruyan Nilai PBS Harus Ikut Cegah Maraknya Karhutla

LPG NON SUBSIDI
Photo : Anggota Fraksi Golkar – Hj. Darmawati

Baca Juga : DPRD Kotim Harapkan APBD Murni Tidak Dikaitkan Dengan Konflik Politik AKD

Kenaikan Gas Elpiji Non Subsidi dinilai terlalu mencekik ekonomi masyarakat pasalnya kenaikan itu dua kali lipat dr harga sebelumnya oleh sebab itu besar harapan masyarakat kepada pemerintah atau pemangku kebijakan supaya mempertimbangkan nya lagi, kalau pun harus naik jangan terlalu tinggi.

BACA JUGA :  Jabiden Nadeak Dorong Pemda Kotim Optimalkan Pendapatan Asli Daerah

“Yang kita khawatirkan itu kelangkaan gas nonsubsidinya, selain itu justru semua kalangan akan beralih ke subsidi. Harus melek, karena ekonomi tidak semua sama rata. Ibaratnya besar pasak daripada tiang,” ungkap Hj.Darmawati kepada awak media www.mentayanet.com pada Rabu, 09 Maret 2022.

Ia juga menyebutkan, efek dari kenaikan harga gas LPG Non Subsidi ini akan membuat dampak kepada masyarakat ekonomi menengah yang juga merupakan pedagang warung makan, jikalau beralih ke subsidi tentunya akan membuat ukuran 3kg itu menjadi sangat langka serta tidak menutup kemungkinan harga juga naik.

BACA JUGA :  Fraksi PAN DPRD Kotim : Eksistensi Masyarakat Dayak Pilar Kemajuan

Baca Juga : Masyarakat Seruyan Desak DPRD Segera Benahi Infrastruktur

“Pemerintah juga perlu tindakan dalam perihal ini, jangan sampai nantinya menjadi kelangkaan. Serta tidak memicu Inflasi di Kotawaringin Timur terutama kita semua disaat pandemi Covid-19 yang belum usai ini,” tukasnya.

Misalnya dalam jangka pendek, substitusi LPG dapat dilakukan dengan kompor listrik atau gas alam, apalagi kalau gas alam ini dijual dalam bentuk tabung. Juga peningkatan eksplorasi dan produksi migas di lapangan eksisting, karena dengan harga yang tinggi investasi migas menjadi semakin kondusif. Termasuk juga gerakan penghematan penggunaan LPG.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca