banner 130x650

Karungut, Kesenian Gurindam Khas Kalteng Berisikan Syair Kebijaksanaan

Karungut
Photo : Kesenian karungut yang biasa ditampilkan pada prosesi pernikahan (kharis)

Anggota Komisi III DPRD Kotim, Dadang Siswanto mendorong Pemerintah Daerah setempat agar lebih gencar lagi dalam memperkenalkan karungut terutama generasi penerus.

Dadang Siswanto, Anggota Komisi III DPRD Kotim menyebutkan jika tradisi karungut merupakan alat musik kesenian khas Kalimantan Tengah secara turun-temurun yang sudah menjadi darah daging bagi warga suku dayak.

“Kalteng pada umumnya terutama di Kota Sampit pada khususnya, memiliki seni budaya dan adat yang beragam. Karenanya perlu lebih dikenalkan secara luas,” ungkap Dadang kepada MentayaNet.com pada Senin, 6 Maret 2023.

Dadang mencontohkan adanya budaya ritual Tiwah Massal, Mamapas Lewu, Karungut, Balian dan lain-lainnya yang merupakan kegiatan ritual Dayak, tentu memiliki makna dan tujuan masing-masing.

BACA JUGA :  Ketua DPRD Kotim Harapkan 7 Damang Dilantik Menjadi Tameng Lembaga Adat

Seperti kesenian Karungut, yang mengandung syair-syair yang biasanya dilantunkan oleh orang tua kepada anaknya yang hendak tidur.

“Kesenian karungut ini harusnya bisa menjadi muatan lokal di sekolah sehingga tidak punah dan bahasa daerah juga bisa dipelajari bahkan diterapkan dalam keseharian,” cetusnya.

Baca Juga :

Ketua DPRD Kotim : Mall Pelayanan Publik Barometer Ekonomi Kalteng

Terlepas dari itu, untuk memperkenalkan budaya dan adat, maka perlu adanya peran dari Pemerintah Daerah melalui instansi teknisnya. Terutama dalam menyosialisasikan dan mengenalkan budaya dan adat kepada masyarakat luas.

Lanjutnya budaya dan adat di Kota Sampit cukup unik serta bagus. Baik dari sudut pandang ritual adat, maupun kesenian tari-tarian, musik dan syair (karungut).

BACA JUGA :  Komisi I DPRD Kotim Tekan Pemda Perketat Pengawasan Bantuan Dana Hibah !!!

Namun demikian, perlu adanya program-program dari pemerintah daerah dalam hal membudayakan masyarakat, atau menanamkan nilai-nilai budaya dan adat kepada masyarakat, khususnya kepada kaum milenial atau anak muda.

“Maka itulah seluruh elemen masyarakat di Kota Sampit, harus melek lagi dalam hal seni budaya dan adat yang ada,” pungkasnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca