banner 130x650

Universitas Darwan Ali Sukses Kembangkan Komunitas Digital Guru TK di Sampit

Universitas Darwan Ali
Foto : Universitas Darwan Ali Sukses Kembangkan Komunitas Digital Guru TK di Sampit

Pagi itu, suasana di salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Sampit terlihat berbeda. Di samping mengajar anak-anak bernyanyi dan menulis, beberapa guru sibuk memotret kegiatan belajar untuk kemudian diunggah ke akun media sosial resmi sekolah.

Tak hanya itu, mereka juga membuat poster digital dan video singkat sebagai bagian dari promosi sekolah.

Pemandangan ini menjadi hal baru bagi para guru TK di bawah naungan PKG Markisa, setelah mereka mengikuti program literasi digital yang diinisiasi tim pengabdian masyarakat Universitas Darwan Ali.

Selama lebih dari satu bulan, tepatnya sejak 14 Agustus hingga 27 September 2025, sebanyak 20 guru dari 10 TK dibekali keterampilan di bidang media sosial, desain grafis, copywriting, hingga produksi video promosi sekolah.

“Dulu kami hanya mengandalkan brosur atau informasi dari mulut ke mulut. Sekarang sekolah bisa memanfaatkan Instagram, Facebook, dan TikTok untuk memperkenalkan kegiatan positif kepada orang tua maupun masyarakat luas,” ujar salah satu guru peserta program, sambil memperlihatkan poster digital buatan sendiri.

Evaluasi yang dilakukan tim menunjukkan hasil menggembirakan. Kemampuan para guru meningkat rata-rata 43 persen di enam aspek kompetensi digital yang dilatihkan.

Universitas Darwan Ali
Foto : Semangat para guru yang memberikan metode ajar dengan digital 

Kini, seluruh sekolah mitra memiliki akun media sosial aktif dengan konten kreatif berupa poster kegiatan, infografis edukatif, hingga video singkat berisi aktivitas siswa.

BACA JUGA :  PWI Kotim Gelar Pelatihan dan Lomba Jurnalistik Dalam Semarak HUT ke-33

Yang tak kalah penting, guru-guru tersebut mampu mengelola akun sekolah secara mandiri tanpa lagi bergantung pada pihak luar.

Bahkan, beberapa sekolah mulai menerima lebih banyak pendaftar karena masyarakat merasa lebih mengenal program dan aktivitas sekolah lewat konten digital.

Keberhasilan ini tidak berhenti hanya pada peningkatan keterampilan individu. Dari program ini lahir Komunitas Digital PKG Markisa, wadah kolaborasi bagi para guru untuk saling berbagi konten, bertukar ide, sekaligus menjaga keberlanjutan strategi branding sekolah.

Komunitas ini diharapkan menjadi ruang belajar yang terus hidup, agar literasi digital di kalangan guru tidak berhenti setelah program selesai.

Ketua tim pengabdian, Eka Prasetyaningrum, S.Kom., M.M., menyebut program ini sebagai terobosan penting.

Menurutnya, penguatan kapasitas guru tak lagi cukup hanya berfokus pada pedagogi, tetapi juga harus menyentuh aspek literasi digital.

“Sekolah perlu membangun citra dan reputasi positif di masyarakat. Literasi digital adalah kuncinya. Kami berharap kegiatan ini bisa direplikasi di daerah lain agar sekolah makin siap bersaing di era digital,” ungkap Eka.

Baginya, pendidikan anak usia dini bukan hanya tentang menanamkan dasar karakter, tetapi juga memastikan sekolah memiliki daya tarik dan kepercayaan masyarakat. Hal ini akan mendukung keberlangsungan pendidikan jangka panjang.

Program ini terselenggara dengan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui skema pendanaan tahun 2025.

BACA JUGA :  Ini Dia! Pemimpin Baru Yang Resmi Jabat Lurah Kuala Kuayan

Bantuan ini memungkinkan program dilaksanakan secara terstruktur, lengkap dengan materi pelatihan, pendampingan teknis, hingga evaluasi. Hasilnya, guru dan kepala sekolah yang sebelumnya ragu kini merasa lebih percaya diri.

“Kami jadi lebih berani tampil di media sosial. Kalau dulu takut salah atau bingung harus posting apa, sekarang kami tahu cara membuat konten yang menarik,” kata seorang kepala sekolah peserta program dengan senyum lega.

Para guru berharap inisiatif ini tidak berhenti di tahap awal. Dengan dukungan perguruan tinggi, pemerintah, dan komunitas digital yang sudah terbentuk, mereka optimistis branding sekolah secara digital bisa terus berkembang.

“Anak-anak TK yang kami ajar adalah generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan gawai dan internet. Maka wajar kalau sekolah juga harus bertransformasi. Kami ingin sekolah tidak ketinggalan zaman, tapi bisa sejajar dengan sekolah-sekolah lain yang sudah lebih dulu aktif di dunia digital,” ujar salah seorang guru.

Kini, Pasar pendidikan di Sampit semakin berwarna. Dengan guru-guru TK yang kian melek digital, sekolah-sekolah tidak hanya fokus pada pembelajaran di kelas, tetapi juga semakin percaya diri membangun citra di mata masyarakat.

”Semua itu bermuara pada tujuan yang sama yakni menjadikan pendidikan anak usia dini lebih berkualitas dan berdaya saing,” tukasnya.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca