banner 130x650

Sekolah Rakyat: Harapan Baru Anak Kurang Mampu, Ketua DPRD Kotim Tegaskan Dukungan

Sekolah Rakyat
Foto : Rimbun - Ketua DPRD Kotim

Di tengah gegap gempita pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat, wajah-wajah mungil anak-anak tampak sumringah.

Mereka datang dengan seragam sederhana, beberapa diantaranya bahkan hanya mengenakan pakaian seadanya.

Meski begitu, semangat belajar yang terpancar di mata mereka begitu jelas: inilah kesempatan baru yang selama ini dinantikan.

Kesempatan itu datang melalui Sekolah Rakyat, program pendidikan yang digagas untuk memberikan ruang belajar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Program ini menjadi oase di tengah kondisi pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang masih menyisakan kesenjangan, khususnya bagi warga yang hidup dengan keterbatasan ekonomi.

Ketua DPRD Kotim, Rimbun, yang hadir langsung dalam pembukaan MPLS, menyampaikan apresiasi besar terhadap keberadaan Sekolah Rakyat.

Menurutnya, program ini adalah jawaban nyata atas kebutuhan masyarakat bawah yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan.

“Banyak anak di Kotim yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena alasan biaya. Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, mereka kini punya jalan untuk tetap bersekolah dan mengejar cita-cita,” ungkap Rimbun penuh harap.

BACA JUGA :  Kebijakan Pendisiplinan ASN Kotim Didukung Penuh DPRD Kotim

Ia juga menekankan bahwa program ini bukan sekadar proyek sesaat, tetapi harus dipastikan keberlanjutannya. Baginya, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan masa depan daerah.

Siti, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Baamang, tidak bisa menutupi rasa syukurnya. Anaknya, Dimas (9), hampir saja berhenti sekolah karena sang suami kehilangan pekerjaan.

“Kalau tidak ada Sekolah Rakyat, mungkin anak saya harus berhenti. Saya tidak mampu bayar uang sekolah. Alhamdulillah sekarang ada tempat untuk Dimas belajar lagi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kisah Siti hanyalah satu dari banyak cerita serupa di Kotim. Anak-anak yang hampir kehilangan masa depan kini kembali punya harapan.

Meski disambut antusias, Rimbun mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.

Di pelosok Kotim, masih terdapat sekolah yang kekurangan guru, fasilitas belajar rusak, bahkan ada yang tak memiliki akses listrik memadai.

“Kami di DPRD akan terus memperjuangkan agar sarana dan prasarana, termasuk tenaga pendidik di pelosok, lebih diperhatikan. Jangan sampai hanya anak-anak di kota yang merasakan manfaat pendidikan, sementara yang di pelosok tertinggal,” tegasnya.

BACA JUGA :  Fraksi Golkar Sebut BRIDA Motor Penggerak Pemda Kotim

Sekolah Rakyat tidak hanya mengajarkan baca, tulis, dan hitung. Lebih dari itu, sekolah ini membawa pesan moral bahwa pendidikan adalah hak semua anak, tanpa terkecuali.

Program ini sekaligus menjadi simbol bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat yang lemah secara ekonomi. Bagi Ketua DPRD, keberadaan Sekolah Rakyat di Kotim bisa menjadi contoh nasional.

“Jika program ini berjalan baik, bukan tidak mungkin daerah lain juga meniru. Dengan begitu, akses pendidikan yang merata bisa tercapai di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Masa depan memang masih penuh tantangan. Namun, dengan dukungan penuh DPRD, pemerintah daerah, serta semangat para orang tua dan guru, Sekolah Rakyat bisa menjadi tonggak penting menuju Kotim yang lebih adil dalam bidang pendidikan.

Di tengah keterbatasan, anak-anak itu kini bisa kembali bermimpi.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca