Anggota Komisi I DPRD Kotim, Sutik meminta agar masyarakat khususnya di Kotawaringin Timur dapat merawat serta membudidayakan kayu ulin.
Selain sebagai Anggota DPRD Kotim ia juga menuturkan sebagai masyarakat bumi kalimantan, bahwa kayu ulin tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta berkualitas tinggi dan keberadaannya selama ini sudah langka, Kayu ini dikatakan kuat dan awet dikarenakan memiliki tekstur kasar dan keras.
“Orang banyak tahu kayu Ulin itu adanya hanya ada di Kalimantan, maka dari itu harus kita budidayakan, karena sejauh ini sudah mulai langka,” ungkap Sutik, kepada awak media www.mentayanet.com pada Selasa, 15 Maret 2022.
Baca Juga : Diduga Ilegal Logging Beraktivitas di Seruyan, Bikin Rusak Jalan Desa Sungai Perlu
Di sisi lain, kebutuhan terhadap kayu ulin atau si kayu besi ini cukup tinggi peminatnya baik itu untuk bangunan rumah, proyek pemerintah hingga bangunan gedung walet.
Sutik juga meminta peran dari pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat agar bisa membudidayakan pohon ulin tersebut agar tetap terjaga kelestariannya hingga generasi berikutnya.
“Masyarakat yang punya lahan kosong agar bisa menanam pohon ulin itu, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah utara itu tidak perlu jauh-jauh mencari bibitnya,” tegasnya.
Sutik juga menyebutkan tidak hanya dari sisi kayunya saja, sampai kepada buah Ulin juga bisa dimanfaatkan sebagai menghitam alami rambut. Bahkan sudah banyak masyarakat yang menggunakan itu.
Baca Juga : Inilah Susunan Lengkap Reposisi AKD DPRD Kotim
Diketahui si kayu besi ini tidak hanya tahan terhadap serangan rayap, namun juga tahan pada perubahan cuaca, suhu, kelembaban, dan air laut sehingga tidak memerlukan perawatan ekstra. Ketahanan yang kuat ini membuat kayu ulin mampu bertahan hingga ratusan tahun.
“Makanya jangan memikirkan untuk kepentingan pribadi, keberadaan kayu Ulin mulai langka salah satunya akibat pembukaan lahan untuk kebun sawit dan kegiatan ilegal logging, masyarakat yang melakukan itu hanya bisa menebang dan menjualnya saja tanpa mengembangkanya lagi kayu ulin ini. Mari kita peduli untuk kedepannya pohon ini tidak punah oleh tangan sendiri,” tukas sutik.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (5)
Komentar ditutup.