banner 130x650

Akibat Anak Sering Dipukul dan Dimarahi, Munculkan Perilaku Negatif

masyarakat
Photo : Ilustrasi dari melakukan kekerasan

Mendisiplinkan anak bisa menjadi salah satu hal yang paling menantang bagi orang tua, apalagi jika ini adalah anak pertama. Saat anak-anak tumbuh, mereka akan menjadi lebih menuntut dan tentunya menguji kesabaran.

Jumlah tantAwalnya, orang tua mungkin akan menghadapinya dengan ramah dan sabar, tetapi semakin lama, pendisiplinan bisa saja memburuk dan berubah menjadi amarah dan pemukulan kepada anak.

Dalam kebanyakan kasus, orang tua terpaksa mengeraskan suaranya atau menggunakan kekerasan. Mereka mungkin putus asa karena telah mencoba semua metode untuk membuat anak mengerti, sampai satu-satunya yang tersisa adalah menggunakan kekerasan.

ANAK
Photo : Ilustrasi anak yang selalu dimarahi dan dipukul cenderung akan mengalami kemurungan dan tak percaya diri berkepanjangan

Setelah hal tersebut dinilai efektif untuk menenangkan si anak, hal ini bisa menjadi kebiasaan orang tua setiap anak mereka melakukan kesalahan.

Baca Juga : Doa Saat Perasaan Tidak Enak Agar Hati Tenang, Ini Bacaan Latin dan Artinya

Memukul dan memarahi anak untuk mendisiplinkannya memang tampak mudah bagi orang tua. Tapi apakah tindakan itu adalah hal yang benar? Adakah akibat anak sering dipukul dan dimarahi?

Perlu diingat, bahwa setiap tindakan kita akan memberi dampak bagi anak-anak, bahkan dalam jangka panjang. Ada akibat anak sering dipukul dan dimarahi yang akan dirasakannya hingga dewasa. Berikut kami sampaikan apa akibat anak sering dipukul dan dimarahi yang kami kutip dari berbagai sumber.

Akibat Anak Sering Dipukul dan Dimarahi

Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak memiliki energi yang berbeda. Sebagian besar waktu, mereka dihabiskan secara aktif, berisik, dan menikmati semua yang mereka lakukan.

Orang tua pastinya juga senang melihat anak-anak mereka yang ceria dengan mengeluarkan ekspresi gembira, bermain, berbicara, berimajinasi, dan sebagainya.

Tetapi, orang tua terkadang juga bereaksi berlebihan ketika anak berperilaku buruk. Dilansir dari laman parentcircle.com, memarahi dan bahkan memukul anak adalah reaksi yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan oleh orang tua.

Sebaliknya, kita perlu bersabar dan memahami alasan di balik tindakan seorang anak. Tapi, memahami emosi dan perasaan anak datang dengan mengetahui keterbatasan kita.

BACA JUGA :  Rp8.7 Miliar dari SKPD Ludes Ben Brahim dan Istrinya Pakai Pilkada dan Pileg
ANAK
Photo : Orang Tua yang selalu melibatkan emosinya saja, tanpa memikirkan psikis dan mental anak

Ingatlah bahwa anak-anak adalah peniru yang hebat. Jadi, salah satu akibat anak sering dipukul dan dimarahi, mereka akan meniru tindakan kita.

Baca Juga : Duh! Ternyata Kotim Banyak Anak Mempunyai Masalah Gizi Buruk

Misalnya, jika Anda berteriak, mereka akan berteriak balik; jika memarahi mereka, mereka akan melakukan hal yang sama kepada orang lain. Karena anak akan tumbuh dengan meniru perilaku dan tindakan, akan bijaksana jika Anda menunjukkan perilaku seperti yang diimpikan dari seorang anak yang baik.

‘Anak yang sempurna’ atau ‘orang tua yang sempurna’ tidak benar-benar ada. Jadi, akan ada saatnya tingkah anak akan menjadi penguji kesabaran Anda. Tetapi memarahi anak ketika Anda kesal dapat menyakitinya dari dalam. Mungkin ada beberapa anak yang mengungkapkan ketidaksenangan mereka karena dimarahi, namun anak yang lain mungkin menahan rasa sakit itu.

Menggunakan kata-kata kasar adalah bentuk pelecehan emosional. Para ahli percaya bahwa efek psikologis dari dimarahi sama buruknya, atau bahkan lebih buruk, dengan kekerasan fisik.

Karena itu, sebagai orang tua, Anda harus mewaspadai efek psikologis dan akibat anak sering dipukul dan dimarahi.

Seperti orang dewasa, kata-kata amarah yang terus menerus diterima anak akan membuat mereka merasa terhina, takut, bersalah, malu, cemas, stres, dan merasa tidak berguna.

Semua ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, masalah yang berhubungan dengan tidur, masalah perilaku, masalah belajar, dan kesulitan dalam membentuk hubungan sosial.

Baca Juga : 5 Cara Menunjukkan Ketulusan Cinta pada Pasangan, Menghargai Sepenuh Hati

Dampak Memukul dan Memarahi Anak

Akibat anak sering dipukul dan dimarahi harus dihindari oleh para orang tua, karena efeknya akan memengaruhi kesehatan mental dan mengubah perilakunya menjadi buruk. Dilansir dari fimela.com, berikut adalah dampak dari sering memukul dan memarahi anak:

BACA JUGA :  Gawat!! Sepasang Kekasih Terpantau Kamera Memadu Kasih Di Icon Jelawat

1.Anak Tumbuh Menjadi Agresif

Meski terlihat efektif dalam mendisiplinkan anak, cara memarahi dan memukul justru berdampak pada masalah perilaku mereka untuk jangka panjang. Dilansir dari NBC News, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh American Academy of Pediastircs, hukuman fisik dan verbal yang diberikan para orang tua, akan membentuk anak memiliki perilaku agresif saat mereka dewasa.

Tidak ada perbedaan khusus jika disiplin keras tersebut dilakukan oleh ayah atau ibu. Studi menemukan hasil yang sama terkait masalah perilaku menjadi lebih buruk.

2.Mengubah Cara Otak Berkembang

Memikirkan akibat anak sering dipukul dan dimarahi, sebagai orang tua, kita harus memikirkan cara lain yang lebih baik. Cara mendidik anak yang keras seperti memarahi, membentak, hingga memukul dapat mengubah cara otak anak Anda berkembang. Hal ini disebabkan karena manusia umumnya memproses informasi dan peristiwa negatif lebih cepat daripada yang positif.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi yang membandingkan pemindaian MRI pada otak orang-orang yang memiliki riwayat pelecehan verbal dari orang tua di masa kanak-kanak, dengan pemindaian anak-anak yang tidak memiliki riwayat tersebut.

Hasilnya, peneliti menemukan adanya perbedaan fisik yang mencolok di bagian otak yang berperan untuk memproses suara dan bahasa.

ANAK
Photo : Anak yang selalu di marahi dan dipukul akan berubah secara drastis, baik psikis dan mentalnya berkepanjangan dan diingat oleh anak hingga ia bertumbuh dewasa

Berpengaruh pada Kesehatan Mental

Selain merasa sakit hati, takut, terhina, atau sedih saat mendapat perilaku kasar dari orang tua, memarahi dan memukul anak juga dapat mengakibatkan masalah psikologis yang lebih dalam hingga dewasa.

Studi yang dilakukan oleh American Academy of Pediastircs, menemukan adanya hubungan antara hukuman fisik dan verbal dari orang tua dengan kesehatan mental pada anak. Dalam studi yang melacak peningkatan masalah perilaku pada anak usia 13 tahun yang dimarahi, ditemukan adanya peningkatan gejala depresi.

1.Memengaruhi Kesehatan Fisik

BACA JUGA :  Bendungan Beringin Sila Diresmikan, Jokowi Berharap Produktivitas Pertanian di NTB Meningkat

Selain berdampak pada kesehatan mental, perilaku kasar orang tua juga akan berpengaruh pada kesehatan fisik anak-anak. Stres di masa kanak-kanak akibat orang tua yang melakukan kekerasan fisik dan verbal, akan meningkatkan risiko penyakit di masa yang akan datang.

Penyakit tersebut meliputi radang sendi, sakit kepala akut, masalah punggung dan leher, dan berbagai penyakit lainnya.

2.Menurunkan Kepercayaan Diri

Akibat anak sering dipukul akan menimbulkan rasa sakit secara fisik, walau mungkin akan segera sembuh. Tetapi rasa sakit secara emosional akan tetap bersamanya hingga dirinya dewasa.

Si anak akan merasa buruk tentang dirinya sendiri dan hal tersebut dapat memengaruhi harga diri dan kepercayaan dirinya.

Semakin banyak Anda memukulnya, semakin dia akan melakukan kesalahan, yang pada akhirnya akan membuatnya merasa tidak berguna.

Bayangan kekerasan yang dirasakan anak Anda, juga akan membuat mereka merasa takut setiap kali hendak melakukan sesuatu.


Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

You cannot copy content of this page

Eksplorasi konten lain dari MentayaNet

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca