Halikinnor, Bupati Kotim akan lakukan seleksi lanjutan atau tahap kedua tenaga kontrak bagi tenaga kontrak sebelumnya tidak lulus.
Pemerintah Kabupaten Kotim menggelar seleksi tenaga kontrak pada Kamis, 23 Juni 2022 lalu terhadap sekitar 3.500 tenaga kontrak, dan hasilnya sebanyak 1.041 orang peserta dinyatakan tidak lulus.
“Masalah teknis itu ditangani Sekda (Sekretaris Daerah) dan BKPSDM. Saya hanya memonitor dan menerima laporan saja. Saya imbau semua yang kemarin ikut tes, harap ikut tes kedua ini. Mudah-mudahan lulus,” ucap Halikinor kepada MentayaNet.com pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Baca Juga : DPRD Kotim Harap Tidak Ada Konflik Saat Evaluasi Ulang Tekon
Karena hasil evaluasi menunjukkan mereka belum lulus,sementara ini eks tenaga kontrak berhenti bertugas karena kontrak kerja mereka berakhir 30 Juni 2022 lalu. Namun pemerintah daerah memberi kesempatan dengan menggelar seleksi lanjutan atau tahap kedua yang akan dilaksanakan pada Senin, 25 Juli 2022.
Seluruh peserta dihimbau untuk mengikuti seleksi lanjutan tersebut dengan baik dan berusaha semaksimal mungkin. Mereka yang lulus seleksi nantinya akan dikontrak kembali untuk bekerja pada formasi yang ditetapkan nantinya.
Halikinnor menjelaskan, seleksi tahap pertama dilaksanakan berdasarkan “passing grade” atau ambang batas nilai. Jika tidak mencapai ambang batas maka dinyatakan tidak lulus secara mutlak.
Saat dikonfirmasi oleh awak media MentayaNet.com, seleksi tahap kedua ini penilaiannya juga mempertimbangkan kebutuhan nyata di lapangan. Pemerintah daerah sudah memetakan kebutuhan tenaga kontrak, khususnya untuk pelayanan-pelayanan publik di kecamatan-kecamatan.
Baca Juga : Wow! Bupati Kotim Beri Bonus Petugas Depo Sampah
Kemudian Halikinnor mengimbau seluruh peserta tidak melewatkan kesempatan ini. Formasi yang dibutuhkan dipastikan akan diisi agar pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan dengan baik.
“Untuk bidang kesehatan dan pendidikan, sudah saya minta itu (penilaiannya) tidak hanya dari nilai, tetapi juga kebutuhan. Jadi kalau ada yang nilainya rendah tetapi lulus, itu berarti karena kebutuhan karena tidak mungkin fasilitas kesehatan dan pendidikan sampai ditutup, seperti di Desa Tumbang Gagu,” demikian Halikinnor.
Eksplorasi konten lain dari MentayaNet
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (3)
Komentar ditutup.